Bahkan, pada survei Litbang Kompas terbaru, Golkar menjadi partai paling populer dibandingkan partai lain peserta Pemilu 2024. Partai yang dipimpin Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian memiliki tingkat pengenalan mencapai 86 persen. Golkar berhasil mengungguli PDIP yang mencatatkan angka 83,8 persen di urutan kedua.
Dengan posisi demikuan, posisi Airlangga Hartarto menjadi opsi utama yang harus dipertimbangkan calon unggulan lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto untuk dipinang sebagai cawapres untuk menentukan hasil kemenangan nanti. Itu juga tak lepas dari kenyataan survei LSI dimana Airlangga Hartarto sangat kecil untuk bisa dipasangkan dengan capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.
Meski ada faktor lain yang masih memungkinkan untuk memasangkan Airlangga dengan Anies, mulai dari status Anies yang bukan orang partai, sementara Golkar adalahpartai paling populer diantara seluruh anggota koalisi partai pengusung Anies. Namun itu juga sulit terwujudu karena pemenang Pemilu tak mungkin dipasangkan sebagai orang kedua di bawah orang non partai yang partai-partai pendukungnya juga tidak punya suara signifikan
Maka calon tak seperti calon lain yang maju sendiri, posisi Airlangga Hartarto Cawapres Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto sama strategisnya. Jika berpasangan dengan Prabowo yang Ketua Umum Partai Gerindra, kemenangan menjadi sesuatu yang hampir pasti karen mesin partai nya sudah terbentuk sampai ke pelosok. Sedangkan jika disandingkan dengan Ganjar Pranowo, situasinya juga sama, konsentrasi pemilih Golkar yang tersebar di seluruh Indonesia, menjadi penopang bagi Ganjar yang didukung PDIP yang secara tradisional sangat dominan di pulau Jawa.
Sebagai Ilustrasi strategi pemenangan saat kampanye nanti, jika berpasangan dengan Prabowo, tema yang perlu mereka perkuat adalah kampanye tematik dalam menjangkau pemilih dengan berbagai latar belakang dan kepentingan. Mereka dapat memilih beberapa isu kunci yang relevan dengan kebijakan mereka, seperti pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan kerja, ketahanan pangan, dan kedaulatan energi. Dengan fokus pada isu-isu yang penting bagi masyarakat, pasangan ini dapat memperoleh dukungan yang lebih besar.
Seandainya Airlangga dipinang Ganjar Pranowo, mereka perlu mengadopsi pendekatan kampanye berbasis data yang didukung oleh riset dan analisis yang komprehensif. Keduanya harus mengidentifikasi pemilih potensial, menganalisis tren pemilih, dan memahami preferensi pemilih dalam berbagai isu. Dengan memanfaatkan data secara efektif, pasangan Airlangga-Ganjar dapat menyusun strategi kampanye yang tepat sasaran dan meningkatkan efektivitas pesan-pesan kampanye yang ingin disampaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H