Lihat ke Halaman Asli

Anak Tansi

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Airlangga Hartarto Bicara Industri Halal Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru

Diperbarui: 12 Desember 2022   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekon.go.id

Status Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memberi sejumlah keuntungan, yang jika diolah secara tepat potensial untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi baru. Titik tumpu pertumbuhan itu ada pada sektor ekonomi syariah dan industri halalnya yang potensial untuk naik kelas sebagai pemain regional bahkan global.


Dari sisi pemerintah sendiri, serangkain program telah diluncurkan dalam upaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional. Semuanya dalam lingkupm visi perwujudan,"Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka Dunia". Kesempatan tersebut semakin besar jika dihubungkan dengan bonus demografi yang diperoleh Indonesia yang pada gilirannya akan membuka peluang jadi pasar untuk produk halal terbesar dunia.

"Sebagai negara dengan total penduduk muslim terbesar yang pada tahun 20220 jumlah penduduk muslimnya tercatat sebanyak 229,6 juta jiwa, maka  total pengeluaran kaum muslimin tersebut (khusus untuk produk halal)  tahun 2020 tidak kurang dari USD184 miliar serta diperkirakan bakal naik menjadi  US281.6 miliar pada tahun 2025 mendatang,"kata  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutannya pada acara Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2022 di Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Tak cuma bicara soal potensi, Airlangga Hartarto juga memaparkan perbaikan indikator ekonomi syariah Indonesia yang terus menujukkan perbaikan. Itu terlihat dari rilis The State of the Global Islamic Economy Report 2022  yang menyebut Indonesia sebagai negara peringkat empat besar dunia. Selain  itu, Indonesia  juga  merupakan salah satu negara konsumen produk halal terbesar di dunia yang mencakup 11,34% dari pengeluaran halal global. Sedangkan untuk sektor makanan, posisi yang ditempati ada di peringkat dua, sementara untuk komestik ada di posisi keempat. Pada bagian ini, pemerintah mendorong masyarakat untuk menggunakan dan menumbuhkan kebanggaan terhadap produk halal buatan negeri sendiri.

Dorongan tersebut tak lepas dari potensi pasar yang sangat besar baik dari dalam maupun luar negeri. Maka yang diperlukan dari sisi pengusaha dalam negeri adalah  repositioning agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar, namun juga  mendorong peningkatan produksi produk halal.  

Apalagi persaingan perebutan pasar halal global juga ketat dimana pemainnya tak cuma negara-negara muslim. Maka  dengan situasi demikian, sudah pada tempatnya jika   industri halal dalam negeri punya daya saing lebih dibanding negara lain. Karena yang dimiliki Indonesia adalah potensi pasar yang sangat besar selain peluang ekspor yang juga bisa diperoleh. "Kegiatan IHYA 2022 ini diharapkan bisa menjadi bentuk sosialisasi dan edukasi sekaligus sebagai pemicu dan pemacu industri dalam negeri. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Perindustrian, sekiranya Allah SWT meridhoi setiap langkah kita untuk memajukan industri halal nasional," tutup Menko Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline