Indonesia terus memaksimalkan peran mulitaral G20. Kesempatan itu tersedia dengan status sebagai Presidensi sekaligus menjadi tuan rumah pertemuan puncak pimpinan 20 negara anggota yang akan berlangsung November mendatang di Bali. Berkat status tersebut, berbagai agenda dan persoalan global yang saat ini sedang terjadi untuk disuarakan secara bersama upaya penyelesaiannya. Apalagi dengan tingkat persoalan yang saat ini semakin kompleks, karena masalah yang terjadi sedang mengarahkan dunia ke jurang resesi.
Untuk itu berbagai pertemuan pendahuluan yang telah dilakukan sejak awal tahun lalu, ditujuan sebagai wadah dalam mencari berbagai upaya dalam mencarikan solusi konkret, berkelanjutan dan inklusif. Solusi yang tujuannya bisa menginisiasi pendekatan baru dalam menghasilkan concrete deliverables sebagai manfaat yang nyata.
Sejak menerima tugas sebagai Presidensi G20 Desember tahun lalu, Indonesia mengedepankan tiga isu dan agenda besar berupa, penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digitalisasi, serta transisi energi yang adil dan terjangkau. Selain itu, lewat Presidensi ini, Indonesia telah berkomitmen sejak awal dalam penetapan arah strategis dalam memastikan solusi bagi berbagai tantangan global, salah satunya terkait penjaminan ketersediaan konektivitas dan rantai pasok global yang akan berdampak pada peningkatan perekonomian nasional berkelanjutan.
"Sebagai forum ekonomi global utama, G20 di bawah Presidensi Indonesia juga akan terus berupaya mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengatasi berbagai masalah ekonomi dan keuangan saat ini serta memastikan capaian global SDGs tahun 2030 tetap on track dan no one left behind," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech dalam acara Seminar Nasional Program Pendidikan Reguler Angkaran (PPRA) LXIV Lemhanas RI Tahun 2022, Selasa (11/10/2022).
Sementara untuk masalah dalam negeri, pemerintah tetap berupaya menjaga dan mempertahankan konektivitas logistik dan rantai pasok nasional dengan memprioritaskan pembangunan infrastruktur Proyek Strategis Nasional yang menjamin ketahanan rantai pasok, mengembangkan KEK untuk meningkatkan konektivitas antar pemangku kepentingan logistik, mengembangkan sistem terintegrasi melalui National Logistics Ecosystem (NLE), hingga mendorong peningkatan logistik e-commerce dan inisiatif startup untuk berkolaborasi dalam logistik marketplace. Hasilnya, tingkat pertumbuhan ekonomi tetap stabil bahkan diatasa rata-rata angka dunia di posisi 5,44 persen pada semester II 2022.
Selain itu inflasi yang tercatat relatif moderat dan neraca perdagangan yang terus menunjukkan kondisi surplus selama 28 bulan berturut-turut. Keseluruhan data itu menjadi bukti bahwa dengan bersinergi, kondisi berat yang selama dua tahun ini terjadi bisa diatasi dengan hasil memuasakan. Angka serta data tersebut sedikit banyaknya akan menjadi sorotan bagi negara-negara yang akan hadir di forum G20 nanti, baik negara anggota, negara ungdangan, maupun berbagai organisasi internasional yang turut berpartisipasi dalam berbagai forum pendahuluan G20 tersebut. Sinergitas serupa juga diharapkan Airlangga datang dari organisasi kepemimpinan model Lemhanas agar tiga prioritas utama Presidensi G20 Indonesia dapat memberikan manfaat nyata untuk masyarakat Indonesia dan dunia," pungkas Menko Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H