Lihat ke Halaman Asli

Anak Tansi

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Airlangga Hartarto Bicara Posisi Strategis Kelapa Sawit untuk Solus Pangan dan Energi Dunia

Diperbarui: 20 Juli 2022   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekon.go.id

 Sebagai negara dengan status produsen terbesar kelapa sawit dunia, posisi yang diduduki tersebut tak cuma menempatkan Indonesia sebagai pemain utama.  

Hal itu tak lain karena dengan teknologi yang sudah berkembang, kelapa sawit kini tak cuma bisa dipakai untuk kebutuhan manusia. 

Minyak kelapa sawit kini pun siap menjadi pengganti untuk bahan baku kendaraan bermotor yang menggunakan minyak dan gas bumi. 

Posisi sawit yang tadinya cuma sebagai subtitusi mesin penggerak kendaraan berbahan bakar fosil, kini semakin diperlukan, menyusul berbagai krisis energi yang sedang terjadi di banyak negara di dunia.

Dengan perkembangan situasi global yang terjadi saat ini, Indonesia mengajak negara produsen sawit lain untuk memanfaatkan momentum tersebut untuk menegaskan peran strategis kelapa sawit, sekaligus untuk mendapatkan pengakuan secara global bahwa komiditas ini bisa menjadi pengganti bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.

"Minyak sawit memiliki peran strategis sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi krisis pangan dan energi global saat ini,"kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto saat bersama-sama memimpin Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) ke-10 dengan Menteri Industri Perkebunan dan Komoditi Malaysia, Y.M. Datuk Zuraida Kamaruddin di Nusa Dua Bali, Selasa (19/07).

Dalam pandangan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dengan peran strategis yang dimiliki sekaligus menunjukkan kontribusi yang bisa diberikan, negara-negara produsen perlu meningkatkan promosi serta melanjutkan program keberlanjutan kelapa sawit ke tahap yang lebih tinggi. 

Salah satunya adalah dengan terus mengajak konsumen berdialog tentang nilai lebih industri ini, selain juga meningkatkan kapasitas dan investasi yang lebih luas bagi petani kecil.

Untuk itu, Indonesia dan Malaysia yang menjadi inisiator CPOPC tetap berkomitmen untuk memmberi advokasi tentang proses minyak kelapa sawit sebagai industri berkelanjutan. Salah satu yang akan dilakukan adalah dengan memanfaatkan Presidensi Indonesia pada G20 guna memperkuat kolaborasi semua negara produsen minyak sawit dan pemangku kepentingan terkait.

Kedua negara juga sepakat dalam strategi implementasi energi terbarukan, bentuknya adalah mempertimbangkan peningkatan mandat biofuel menjadi B35 untuk Indonesia dan B20 untuk Malaysia dalam peningkatan konsumsi dalam negeri.

Airlangga dan rekannya Zuraida Kamaruddin juga satu kata dalam hal bagaimanana sikap CPOPC dalam konflik  yang terjadi antara  Rusia dan Ukraina yang memicu krisis pangan dan energi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline