Lihat ke Halaman Asli

Anak Tansi

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Airlangga Hartarto dan Inkubator Pebisnis dari Perguruan Tinggi

Diperbarui: 15 Juli 2022   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekon.go.id

 Industri berbasis ekonomi kreatif telah menjadi salah satu sektor yang menjanjikan sebagai mesin pertumbuhan. Pemerintah yang sejak awal menyadari peluang tersebut berkepentingan untuk menjadikannya sebagai peluang dalam mendiversifikasi potensi yang belum sepenuhnya tergarap. Penggarapan yang dalam operasional mengandaikan keterlibatan berbagai stake holder itu juga meniscayakan perlunya pengembangan pelaku-pelaku baru guna memastikan proses yang diinginkan bisa berjalan secara jangka panjang.


Pada sisi ini kepentingan dan wilayah tugas pemerintah adalah menjadi pembuka pintu bagi kelompok-kelompok baru yang pada waktunya kelak menjadi pelaku langsung. Untuk itu aspek inklusivitas melalui berbagai pengembangan dan inovasi serta transfer pengetahuan menjadi sesuatu yang tak bisa diabaikan begitu saja. Karena lewat proses tersebut, dukungan terhadap peningkatan produktifitas serta SDM berkualitas dengan memanfaatkan bonus demografi pada tahun 2030 bisa menjadi trigger untuk peningkatan pelaku dan volume usaha ini secara lebih signifikan. Karena pengembangan kewirausahaan untuk generasi muda, khususnya kalangan kampus sebagai agent perubahan adalah fakta yang selama ini tak bisa diabaikan.  

Selain akan menjadi bagian terbesar sebagai penggerak pertumbuhan, potensi itu juga didukung data bahwa minat kalangan muda Indonesia untuk menjadi wirausaha relatif besar yakni 35,5 persen. Sehingga untuk memaksimalkan seluruh peluang yang ada pemerintah telah memulainya dari kelompok perguruan tinggi.

Pemilihan kelompok perguruan tinggi sebaga salah satu arena persemaian minat wirausaha tersebut tak lepas dari kemampuan pendidikan yang sebelumnya telah didapatkan, sehingga selain berbekal ilmu yang telah dimiliki, model inkubasi wirausaha yang dilakukan pemerintah dari kelompok ini bisa menjadi pendorong masyarakat secara lebih luas dalam konteks kemampuan menangkap peluang, kreativitas, serta berani mengambil risiko.

Seperti sering diucapkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam berbagai kesempatan, selain kesempatan yang praktis lebih mudah, tantangan yang dihadapi juga tidak kalah beragam. Hal itu terjadi tidak lain karena untuk mereka yang menjadi wirausahawan baru, tantangan yang harus dihadapi juga tidak kalah besar, seperti ketidaksesuaian produk dengan kebutuhan pasar, pemahaman tentang dinamika berwirausaha yang masih minim. Itu belum lagi bicara pada aspek non teknis, seperti tak ada dukungan dari keluarga, minim akses modal, marketing dan jejaring bisnis yang masih kecil.

Karena berbagai ragam masalah tersebut, pemerintah sendiri telah menggelontorkan sejumlah program dan kebijakan yang bertujuan untuk memudahkan bagi kelompok muda ini untuk memulai usaha mereka. Mulai dari  memfasilitasi ide usaha melalui inkubasi, pelatihan, pendidikan, dan bimbingan teknis seperti program Kartu Prakerja, kemudahan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), fasilitas pemanfaatan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi, penyediaan sertifikasi, serta akses perizinan yang mudah.

Sementara dari sisi pendanaan, salah satu yang dilakukan  Kemenko Perekonomian adalah dengan memberlakukan KUR Super Mikro hingga Rp10 juta yang diperuntukkan khusus bagi mahasiswa yang ingin memulai usaha. Program tersebut diluncurkan sebagai bagian dari strategi pemerintah menekan pengangguran di tengah masa pandemi. Selain itu, program Kartu Prakerja yang juga menjadi bagian program di masa pandemi tersebut menyertakan akses pendampingan dan pelatihan kepada calon wirausahawan terkait wawasan tentang penjualan, pemasaran, teknologi informasi, hingga manajemen.  Semuanya itu, dalam kaitan dengan kampus dan perguruan tinggi adalah untuk mendorong minat generasi muda dalam menjadi new entrepreneur.  
Pada akhirnya,  dengan segala potensi ekonomi kreatif yang dimiliki serta rentang jenis usaha yang bisa dijalankan, akan membuat kalangan muda yang menjadi bagian dari bonus demografi tersebut bisa mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang kuat secara ekonomi, mandiri secara kreasi, dan menjadi motor dominan dalam gerak  ekonomi dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline