Lihat ke Halaman Asli

Anak Tansi

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Airlangga Hartarto Paparkan Cerahnya Prospek Keuangan Digital Indonesia

Diperbarui: 11 Juli 2022   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekon.go.id

Dibalik tantangan dan masalah, tersimpan peluang dan potensi bagi yang mampu melihat sekaligus memanfaatkanya. Itu pula yang muncul saat Indonesia berjuang menghadapi Pandemi Covid-19. Karena dari perjalanan dua tahun menghadapi penyakit yang hingga saat ini belum sepenuhnya hilang tersebut di Indonesia, secara bersamaan muncul prospek cerah yang secara ekonomis bisa menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi. Kesempatan dan prospek ekonomis menggembirakan itu datang dari keuangan digital. Nilainya pun sangat besar yang mencapai Rp401 triliun untuk tahun  2021 saja.

Jumlahnya dan pertumbuhanya juga akan semakin besar karena semakin ke sini penerimaan masyarakat terhadap pola belanja secara online yang menjadi tulang punggung usaha ini juga terus menunjukkan peningkatan. Trend positif yang juga naik berkat perluasan sistem pembayaran digital plus akselerasi digital banking. Dengan trend yang sudah berjalan ditambah kesiapan yang dilakukan secara terus menerus, maka potensi bidang ini pada tahun 2025 mendatang akan melesat ke angka Rp2.050 Triliun hanya untuk Indonesia saja. Sedangkan lima tahun berikutnya,  angka yang bisa dicapai naik dua kali lipatnya menjadu  Rp4.531 Triliun. Maka tidak heran pula, jika Indonesia adalah tujuan investasi digital terpopuler di Asia Tenggara, selain karena perbaikan iklim usaha yang kondusif, juga karena mewakili 40% digitalisasi di kawasan.

Hal tersebut dipaparkan Menko Perekomonian Airlangga Hartarto saat berbicara di Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022. Dengan segala potensi besar yang dimiliki, maka yang jadi perhatian utama pemerintah saat ini adalah optimalisasi peluang digital yang dimiliki lewat implementasi sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Disamping juga terus melakukan penguatan kerjasama dan konektifitas di lingkut regional maupun global di berbagai sektor, termasuk sektor perdagangan dan pembayaran di ASEAN. "Untuk itu digitalisasi ekonomi dan keuangan digital terus diakselerasi dengan perbaikan-perbaikan dan telah mendorong capaian inklusi keuangan nasional," papar Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Dengan upaya akselerasi digital tersebut, terjadi perbaikan inklusi keuangan yang itu terlihat dari Survei Nasional Keuangan Inklusif 2021 yang mencatat kepemilikan akun sebesar 65,4%, penggunaan produk dan layanan keuangan sebesar 83,6%. Angka tersebut menunjukkan perbaikan inklusi keuangan, sehingga timbul optimisme tercapainya target inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024

Dalam gelaran FEKDI 2022 yang merupakan  side event dalam rangkaian G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Nusa Dua, Bali itu, sejumlah isu terkait keuangan dan digital dibicarakan oleh sejumlah stake holder seperti, pelaku industri, akademisi dan lembaga internasional. Topik  yang dibahas antara lain sinergi dan kolaborasi  Ekonomi Keuangan Digilta (EKD),  mata uang, ekonomi inklusif serta berkelanjutan, pembayaran lintas negara dan  strategi kebijakan dalam mendorong digitalisasi untuk pemulihan ekonomi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline