Lihat ke Halaman Asli

Anak Tansi

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Airlangga Hartarto dan Pengembangan Sustainable Forest Management Menuju Ekonomi Hijau

Diperbarui: 29 Maret 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@airlangga_hrt

Konsep pembangunan dan aktifitas ekonomi yang bersandingan dengan pelestarian alam sudah menjadi pilihan mayoritas negara-negara di dunia. Sedangkan untuk Indonesia, dua hal tersebut bersandingan dengan upaya perwujudan pemerataan ekonomi. Untuk itu pemerintah dalam kurun 20 tahun terakhir tak cuma fokus pada pertumbuhan dan kebangkitan ekonomi, namun lebih dari itu juga mengantisipasi secara lebih jauh dampak yang mungkin dan akan ditimbulkan, khususnya yang terkait dengan penggunaan sumber daya alam.

Pada sisi ini,  Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa, pemerintah secara tegas telah menetapkan bahwa pemerataaan pembangunan adalah bagian penting jika Indonesia ingin maju dan kuat secara ekonomi. Paradigma yang seiring waktu tak cuma berfokus kepada kebangkitan ekonomi, namun melangkah lebi jauh kepada konsep ekonomi hijau, alias tak menjadikan alam cuma sebagai sasaran eksplorasi.

Ini yang kemudian berkembang dalam konsep green economy alias pembangunan berkelanjutan. Karena inti  dari ide ekonomi hijau tersebut adalah integrasi antara pertumbuhan ekonomi, pemanfaatan sumber daya alam yang bertanggungjawab sekaligus berkelanjutan untuk kemudian menciptakan eskalasi kesejahteraan di masyarakat.

Salah satu objek dari konsep green economy tersebut adalah penanganan bentang alam, karena masalah ini hampir selalu bersandingan dengan isu deforestrasi yang menempatkan pelaku ekonomi di dalamnya,  hampir selalu jadi objek tertuduh praktek penggundulan hutan tersebut. Untuk isu ini, pemerintah sejatinya sudah bertindak untuk menjawab keresahan tersebut dengan program reforestrasi.

Hasilnya juga sudah terlihat. Ini bisa dibaca dari data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan adanya penurunan nilai deforestrasi bersih sebesar 75 persen. Secara angka, jumlahnya yang semula  462.458,5  hektar pada tahun 2018-2019, turun  ke angka  115.459,8 hektar di tahun 2019-2020. "Ini merupakan wujud nyata dari implementasi green economy dan sustainable forest
management," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.

Langkah Sustainable Forest Management juga dipandang mampu menjadi solusi dalam mengelola ketersediaan sumber daya tanpa mengurangi produktivitas kinerja industri masa depan. Karena terapan penyemaian benih dalam upaya menjaga keberlangsungan hidup tanaman yang masih harus beradaptasi akan sangat membantu dalam penyiapan bibit pohon  yang siap tanam di area reforestrasi.


Semua berujung kepada pemenuhan target dan rencana pemerintah dalam penerapan green economy secara lebih masif, sehingga pada saat pemberlakuan zero emisi dan penjualan emisi gas karbon berlaku pada tahun 2025, Indonesia tidak akan ketinggalan sekaligus mendapat keuntungan dari penerapan aturan tersebut.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline