Lihat ke Halaman Asli

Anak Tansi

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Saatnya Indonesia Pelopori Bioplastik dari Kelapa Sawit

Diperbarui: 22 Agustus 2019   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://en.antaranews.com

Keresahan atas kondisi jutaan sampah yang diproduksi manusia, khususnya dari plastic yang mencemarkan lingkungan karena baru bisa teruai ratusan tahun belum menemukan solusi efektif

Tak terkecuali dengan Indonesia. Beberapa waktu lalu beredar kabar di sejumlah laman media online  yang menyebut Indonesia saat ini merupakan produsen sampah plastic terbesar kedua di dunia setelah China. 

Itu kian mencemaskan karena  setiap tahun sekitar 3 juta ton sampah plastik Indonesia masuk ke lautan. Juga berbagai sungai dan kawasan pantai kini dipenuhi sampah yang sangat sulit terurai itu.

Namun kini,  tandan kelapa sawit bisa solusi efektif dan sekaligus alami untuk mengatasi masalah  yang sudah mengglobal tersebut. Pasalnya, para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI,  telah menemukan cara untuk mengolah tandan kelapa sawit untuk diproses menjadi sawit berbahan dasar alam, alias bioplastik.

Maka, jika tandang sawit tersebut bisa digunakan sebagai bahan baku utama bioplastik, cita-cita pelaksanaan green energy menjadi kian luas, tak hanya untuk kendaraan bermotor, namun juga untuk keperluah non otomotif.

Selain itu juga,  penggunaan bahan tersebut secara langsung akan berdampak kepada serapan produksi perkebunan kelapa sawit nasional yang hingga tahun 2018 lalu tercatat tidak kurang dari 38 juta ton. Ini bisa jadi solusi lain, jika pad saatnya nanti  Uni Eropa tetap ngotot dengan pelarangan biodiesel dari bahan ini beredar di kawasan mereka

Mengubah sawit menjadi bioplastik, merupakan salah satu cara mengurangi sampah plastik tersebut.

Selain memperbesar serapan dari dalam negeri, penggunaan tandang kelapa sawit sebagai bahan baku plastic, akan menekan impor bahan baku plastic dari luar negeri yang secara langsung itu berarti juga penghematan devisa.

Menurut Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, Raden Arthur Ario Lelono. Tandan kosong kelapa sawit bisa diproses mendapatkan bio-oil diatas 60% dan berpotensi sebagai bahan bakar kimia cair. Pemrosesannya menggunakan mekanisme termal katalitik.  Seperti bahan baku organic lainnya  plastic alami ini jauh lebih ramah lingkungan  karena hanya memerlukan waktu singkat untuk terurai.

Untuk Indonesia perlu mengkampanyekan bioplastik dari sawit ini sebagai bagian dari program green energy ini. Pasalnya, dibandingkan ongkos pembuatan plastic dari bahan konvensioanal, bioplastik ini memang lebih mahal. 

Namun jika dilihat untuk kepentingan jangka panjang, maka ongkos mahal yang dikeluarkan saat ini, akan terkompensasi oleh kondisi alam yang tak kian rusak  pada masa datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline