Lihat ke Halaman Asli

Berawal dari “Be Your Self”

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia kepemimpinan, semboyan “Seorang pemimpin pertama-tama akan memimpin dirinya sendiri” begitu penting. Pemimpin adalah seorang yang mampu memimpin diri sendiri. Ia hanya mampu memimpin dirinya sendiri jikalau ia mengenali dirinya. Maka proses kepemimpinan harus diawali dari diri sendiri.

Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno melewati jalan panjang sebelum menjadi orang nomor satu di Indonesia pada jamannya. Masa pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri menjadi saat baginya untuk menemukan jati dirinya. Semasa berada di Belanda, ia semakin mengenal siapa dirinya sebagai seorang Indonesia. Ia mempelajari sungguh sejarah bangsanya dari masa ke masa. Ia kenali karakter bangsanya. Pengetahuan tersebut menjadi bekal yang berarti di kemudian hari. Ia amat sangat tahu bahwa ia memiliki kemampuan di bidang komunikasi (seperti dalam berpidato, pendekatan personal, mempengaruhi lawan bicara, berbahasa asing). Maka tidak mengherankan jikalau pidato-pidatonya berbobot karena ini berangkat dari pengetahuan yang benar tentang bangsanya. Lewat pidatonya, ia mampu menggerakkan rakyat untuk sadar akan identitas bangsanya.

Ketika saatnya tiba, di masa kemerdekaan, ia telah tahu siapa bangsa yang akan dipimpinnya dan kekuatan diri apa yang ia miliki untuk mempimpin bangsanya. Ir. Soekarno mampu untuk memimpin Republik Indonesia karena mampu mengenali kemampuan dirinya dan mendisiplinkan dirinya sendiri.

Oleh karenanya konsep kepemimpinan senantiasa diawali dengan motto BE and AKNOWLEDGE YOUR SELF. Hampir kebanyakan tulisan seputar kepemimpinan senantiasa mengajak para pembacanya untuk masuk dalam situasi diri. Untuk menjadi seorang pemimpin, seseorang harus memiliki integritas diri. Integritas yang dimaksudkan adalah seseorang memiliki pengenalan diri yang benar, membangun keyakinan diri yang realistik, dan memperjuangkannya seturut nilai dan keyakinan diri

Menarik menilik pengalaman nabi Musa, tokoh dari Kitab Suci yang membawa Hukum Allah untuk bangsa Israel. Saat dipanggil untuk menjadi pemimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir, Allah memberi pelajaran penting tentang kepemimpinan. Allah memperkenalkan dirinya sebagai “AKU”. Kata “Aku” yang dipakai oleh Allahmengungkapkan bahwa Dia sang Khalik yang memiliki karakter jelas. Dialah pribadi yang kokoh sehingga memiliki wewenang dan otoritas untuk memberi delegasi.

Allah mengajari Musa bahwa seorang yang mampu memimpin adalah seorang yang mempunyai identitas diri yang kokoh. Kokoh artinya pribadi itu memiliki prinsip. Ia bukan pribadi yang hanya suka ikut-ikutan layaknya bebek yang mengekor bebek lainnya. Apapun keputusan yang diambil sebagai seorang pemimpin berasal dari suatu keyakinan diri yang kuat. Aku percaya. Aku yakin. Aku siap dengan resiko.Bukan karena pengaruh si A atau si B. Maka ketika Allah ditanya oleh nabi Musa, “Siapakah Engkau?” Allah menjawab, “I am who am.” Aku ya aku yang ada.

Nah, banyak terjadi kasus seputar ketidakmampuan orang muda untuk memimpin sebenarnya berakar dari persoalan seputar be your self. Kebanyakan watak seperti yang diharapkan oleh Allah terjadi pada Musa, tidak terbangun dalam diri orang muda kebanyakan.

So pertama-tama ayo kenali siapa dirimu: kemampuan, kelemahan, keahlian, karakter, dan visimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline