Lihat ke Halaman Asli

What If...

Diperbarui: 26 Maret 2020   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sering kita berandai-andai mengenai hal yang mungkin terjadi  jika kita mengambil jalan yang berbeda dari yang sedang kita jalani, atau membayangkan bagaimana jika kita memilih pilihan yang berbeda dari yang kita pilih saat ini. 

Contoh: "Bagaimana ya jika sebelumnya saya tidak memilih pekerjaan ini? Bisa saja saya bisa membangun bisnis sukses." atau 

"Andai saja saya tidak pergi ke kondangan teman, saya tidak akan kecelakaan seperti sekarang ini."

Nah, terlintas  di pikiran mengenai pengandaian tadi. Saya merenung apa yang akan terjadi seandainya saya tidak kuliah di Jakarta ketika peristiwa yang sedang menimpa kita semua, yaitu pandemik Coronavirus dengan nama COVID-19 sedang menyebar di Indonesia dengan terindikasi paling banyak ada di Jakarta.

Saya sedang menempuh pendidikan di sekolah kedinasan statistik  yang berlokasi di Jakarta, saya sangat ingin lulus tes pada tahun 2019 dan Puji Tuhan saya lulus. Saya sekarang berandai-andai mengenai pikiran saya jika saja saya tidak lulus tes pada tahun 2019, tentunya saya akan merasa kecewa tetapi berjalannya waktu dan pada tahun 2020 di dimensi permisalan saya tidak lulus tes itu mungkin saja saya berpikir ulang sendainya saya  lulus dan berada di Jakarta, maka saya akan terkena COVID-19 atau beresiko lebih tinggi untuk terkena, dan kira-kira pada diri saya di dimensi lain itu saya akan berkata, "Huuh, ternyata ini jalan Tuhan, saya tidak lulus karena Tuhan tidak ingin saya terkena virus 'jahat ini', saya bersyukur tidak lulus tes tahun lalu." Jadi, ada penghiburan ketika kita berandai-andai mengenai hal yang kita kecewa tidak dapati.

Di sini saya sadar bahwa apapun yang terjadi di kehidupan manusia kapan saja, di mana saja pasti ada pembelaan  diri kita berupa alasan mengapa kita di sini,mengapa kita melakukan ini, mengapa teman kita berhasil jadi anggota DPR, sedangkan kita gagal, mengapa dia menjadi polisi, saya menjadi buruh, mengapa saya tidak lulus tes CPNS, dan lain-lain; 

yang bagi saya itu sebenarnya hanya permainan di pikiran kita untuk memperoleh penghiburan. Karena kita telah begitu lama meratap dan ketika terjadi suatu peristiwa buruk yang bersinggungan dengan keadaan yang dahulu kita idamkan, kita merasa bersyukur. Contohnya tentu seperti diri saya yang berada di dimensi saya gagal tes pada tahun 2019 yang sekarang sedang bersyukur akan "jalan yang dipilih Tuhan untuk dia". Tetapi bagaimana jika suatu peristiwa baik yang bersinggungan dengan keadaan yang dahulu kita idamkan? 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline