Perawatku.
Dari rumah kau beranjak pergi
Membawa sejuta semangat dan harapan
Bagi kawanan yang sedang menanti
Di bilik rawat dan konsultasi
Hadirmu untuk memberi kepastian
Bagi cinta yang berjuang melawan mati
Perawatku.
Tak ada yang abadi
Gumammu melirih pada jarum jam
Yang terus begulir pergi
Bak mengejar ambulans malam
Ingin segera sampai
Pulihkan seribu luka jiwa lebam
Perawatku.
Tak ada jedah pada waktumu
Melayani rupa dengan segudang gelisah
Sampai siang dan malam berlalu
Dan kamipun menunggumu dalam resah
Kapan kita bisa jenaka seperti dulu
Barang sebentar untuk memelukmu, rebah
Perawatku.
Kau sangat mengerti arti detik
Seperti memahami arti detak jantung ini
Saat seperti engkau berdandan, menawan dan cantik
Semuanya kau jalani dengan teliti
Tak mau ada noda setitik
Tak ingin satu nyawapun melayang pergi
Perawatku.
Sejuta watak dan perangai kau hadapi
Dalam himpitan peliknya situasi
Namun tetap dibalas dengan empati
Yang kau dapat dari rumah hati
Dalam balutan sumpah profesi
Bersama nurani yang terus berbakti
Perawatku.
Walau tak ada kasih setinggi langit
Atau cinta sebesar dunia
Yang mampu menghentikan laju maut
Saat satu jiwa harus kembali tiada
Kau tetap dengan seribu angan, tegar kuat
Walau sekadar menopang ikhlasnya kehilangan sesama
Perawatku.
Terima kasih untuk kisah bersamamu
Untuk semua perjuangan merawat hayat
Kini ikhlasku dan harapmu berpadu
Semoga jalan baktimu tetap dalam rahmat
Meski nyawamu ikut bertaruh, beradu
Namun pemilik hidup akan bersamamu, perawat.
Teruntuk semua yang bertarung, para medis dan pelayan kemanusiaan
Seribu doa untukmu.
Pena Karang, 17 April 2020De Sol al Tesoro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H