Lihat ke Halaman Asli

Amir

Pelajar di SMKN 2 Kediri

Budaya Gotong Royong di Desa

Diperbarui: 15 April 2024   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari, hiduplah seorang anak yang bertempat tinggal disebuah desa terpencil di tepi gunung. Walau hidupnya hanya di desa dan terpencil, anak itu tetap bersyukur dan menerima adanya. Anak tersebut bernama Rusli. Tahun ini, Rusli berumur 7 tahun. Rusli memiliki teman yang bernama Andi. Ia sudah berteman baik dengan Andi sejak masih TK.

Suatu hari, terdengar isu bahwa akan ada pembangunan sekolah di desa. Sekolah yang dimaksud adalah SD, SMP, SMA. Pembangunan sekolah tersebut diberi dana oleh pemerintah pusat untuk meningkatkan mutu pendidikan di seluruh negeri. Para warga yang mendengar isu tersebut tampak sangat bahagia, tanpa terkecuali Rusli dan Andi. 

"Eh bu, denger - denger bakal ada pembangunan SD, SMP, dan SMA ya nanti ? " Tanya warga satu dengan warga lain.

"Iya bu, saya denger - denger juga begitu. Akhirnya, setelah sekian lama kita menunggu dan berdoa tentang kelanjutan pendidikan di desa, dikabulkan juga oleh Allah. " Jawab warga tersebut.

"Andi, kamu dengar isu tentang pembangunan SD, SMP, SMA ? " Tanya Rusli.

"Iya, Rusli. Ini akan sangat menyenangkan ! Karena, di desa sudah lama tidak ada pendidikan selain TK. " Jawab Andi dengan antusias.

"Betull sekali ! "Jawab Rusli dengan antusias.

Ternyata benar, besok paginya ada pembangunan sekolah di desa. Sekolah yang dimaksud adalah SD, SMP, SM. Para warga pun menyambutnya dengan senang hati, karena sudah sangat lama mereka tidak ada perkembangan dalam pendidikan mereka. 

Akhirnya, pembangunan sekolah - sekolah tersebut dilakukan oleh masyarakat desa itu sendiri dengan dana dari pemerintah pusat. Mereka saling bergotong - royong untuk menyelesaikan pembangunan sekolah - sekolah itu. 

Ketika sekolah - sekolah tersebut selesai dibangun, pemerintah pusat juga mendatangkan para guru untuk mengajarkan pendidikan warga disana. Para guru pun disambut dengan senang hati oleh warga desa. Para warga tidak sabar untuk menerima pendidikan dari guru - guru tersebut, termasuk Rusli dan Andi.

"Eh, Bu ! Itu guru - gurunya !" Ucap salah satu warga disana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline