Sudah satu setengah tahun pandemi mengguncang dunia, begitu pula dengan Tanah Airku Indonesia. Darinya, Wajah pendidikan kita berekspesi menjadi beragam rupa.
Yang kemarin berbahagia, sekarang berubah menjadi resah gara-gara tidak bisa datang ke sekolah. Yang kemarin memiliki optimisme tinggi, sekarang disiksa oleh keadaan seraya menerka-nerka bahwa harapan akan segera punah.
Namun, hari ini, 5 Oktober Tahun 2021 kita sedang berada di momentum yang bagus, yaitu 27 tahun peringatan Hari Guru Sedunia (sejak tahun 1994).
Bersamaan dengan hal tersebut, baik Indonesia maupun segenap negara di seluruh dunia mulai menata diri, memperbaiki hati, serta senantiasa enggan berpatah arang atas kondisi.
Terutama negeri kita Indonesia yang sejauh ini masih terus berupaya seraya mewujudkan kesehatan bagi semua. Bersyukur kita karena kesempatan pembelajaran tatap muka mulai menemukan jalannya.
Walau demikian, kita sama-sama tahu bahwa jalan kehidupan tidak selalu mudah. Ada-ada saja halangan dan hambatan yang datangnya dari segala arah.
Wajah pendidikan Indonesia pula demikian. Dalam momentum Hari Guru Sedunia ini, para pendidik sekaligus pengajar kita mulai memantapkan diri untuk menyukseskan jalannya pendidikan di masa transisi.
Para peringatan Hari Guru Sedunia tahun 2021, UNESCO memetik tema "Teachers at the heart of education recovery". Hal ini menegaskan bahwa sekarang dunia menganggap bahwa guru laksana jantung pemulihan pendidikan, terutama di era pandemi.
Karena guru adalah pelaku krusial jalannya pendidikan di dalam negeri, maka kebanyakan para pemangku kebijakan di berbagai dunia menggiatkan vaksinasi. Soalnya kesehatan guru itu sangat penting karena merekalah yang nantinya berhadapan dengan siswa nyaris setiap hari.