Hai, semua. Aku adalah seorang guru PAI di sebuah sekolah dasar. Bagiku, menjadi guru SD itu melahirkan seperangkat rasa. Menyenangkan? Iya! Mengasyikkan? Pasti!
Apakah yang aku maksud adalah persoalan gajian? Enggak, kok. Tenang saja. Menurutku, semua guru statusnya sama.
Entah itu guru honorer, guru kelas, guru mata pelajaran, guru kontrak, masing-masing dari mereka berhak untuk menebar ilmu.
Nah, yang membedakannya adalah cara mengajar. Lulusan pendidikan guru sekolah dasar terbaik, belum tentu mampu mengaktualisasikan metode, pendekatan, serta strategi mengajar yang terbaik pula.
Faktanya, kisah di lapangan terkadang sangat berbeda dengan suasana microteaching di ruang kuliah.
Maka dari itulah, pengalaman mengajar akan memudahkan seorang guru untuk memunculkan kreativitas dan inovasi pembelajaran di sekolah dasar.
Syahdan, apakah guru SD yang menyenangkan itu harus mengutak-atik kurikulum pembelajaran tematik?
Stop! Lupakan sejenak keharusan itu. Di sini aku ingin berkisah tentang 5 alasan mengapa jadi guru SD itu menyenangkan.
Kok kita? Iya, dong. Karena aku juga sudah bilang, bahwa aku adalah seorang guru SD. Guru SD yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Cihui!
Lha, pandangan kesenangannya nanti bakal subjektif, dong? Please, deh! Baca dulu sampai tuntas, barulah kemudian kita berkisah tentang subjektivitas.
Oke?
Oke!