Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Dua Alasan Utama Mengapa Berbuka Puasa Lebih Nikmat daripada Makan Sore Biasa

Diperbarui: 25 April 2021   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Berbuka Puasa Lebih Nikmat daripada Makan Sore Biasa. Foto: Diolah dari Canva

Sadar atau tidak, ada perbedaan mencolok antara kenikmatan berbuka puasa dengan kenikmatan makan di sore hari.

Yang namanya makan sejatinya sama-sama nikmat, terutama ketika kita sehat. Kita mau makan apa saja terserah. Entah itu nasi padang, nasi goreng, nasi ayam pecel, hingga nasi ayam rica-rica semuanya begitu lezat ketika organ pengecap bekerja dengan baik.

Tambah lagi ketika kita sedang makan berjamaah bersama pasangan tercinta maupun keluarga. Ah, komplit deh kelezatannya. Terkadang tidak cukup satu piring, yang tua maupun yang muda enggan malu untuk menambah porsi

Tapi...

Berbeda kisahnya ketika dirimu, diriku, serta kita semua makan sore untuk membatalkan puasa. Entah itu berbuka seorang diri di indekos, berbuka bersama di masjid, serta berbuka bersama keluarga rasanya nikmatnya lebih membuncah.

Tak peduli lauk sederhana maupun mewah, gigitan pertama terhadap makanan maupun tegukan pertama minuman begitu nikmat rasanya. Sampai-sampai kenikmatan tersebut sering kali membuat kita puas tanpa harus menambah porsi berbuka.

Mengapa kok demikian?

Setidaknya ada dua alasan utama mengapa berbuka puasa lebih nikmat daripada makan sore biasa.

Pertama, Berbuka Puasa Adalah Hadiah Kemenangan

Dari Umar ra, katanya Rasulullah saw bersabda: "Apabila malam telah datang, siang telah hilang, dan matahari telah terbenam, maka orang yang berpuasa sudah boleh berbuka". (Shahih Muslim)

O ya, banyak kita temukan orang yang berpuasa tetapi mereka tidak merasa lapar dan dahaga. Bahkan, beberapa orang yang lupa bangun sahur pun sanggup menyelesaikan misi puasa hingga matahari mengucapkan "say good bye" seraya menjemput kelam.

Hal tersebut sungguh merupakan kewajaran karena sejatinya yang berat dari puasa bukanlah menahan makan dan minum, melainkan diri agar tidak mengkhayalkan makan serta minum itu.

Coba saja dites, jikalau kita mengkhayal makan dan minum setiap waktu, maka perut ini bakal berdendang dan usus di dalamnya bakal segera berjoget ria. Itu pertanda bahwa seisi perut sedang kangen nasi soto. Eh.

Maksudku begini: ternyata, ketika berpuasa sejatinya kita sedang berlomba sekaligus latihan berpaling dari khayalan. Hadiahnya? Yaitu berbuka puasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline