Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Puisi: Meninggal

Diperbarui: 11 April 2021   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi meninggal. Gambar oleh Lorraine Cormier dari Pixabay 

Buah di pohon. Tidak menunggu matang, lalu busuk. Tidak menunggu berbiji, lalu jatuh. Tidak menunggu bertunas, lalu layu. Meninggal.

Pohonnya menghasilkan buah. Tidak menunggu tinggi, lalu tumbang. Tidak menunggu ranting lalu ditebang. Tidak menunggu hujan, pucuk mati. Meninggal.

Umur kita. Belum menunggu remaja, lalu sakit. Belum menuju dewasa, lalu lemah. Tidak sampai renta, lalu dijemput. Meninggal.

Amal kita. Tidak menunggu banyak, lalu dipanggil. Tidak menunggu taubat, lalu ditutup. Kita yang gelap, kita yang terang. Sesalnya bukan kepalang.

Tidak ada buah yang maju jatuh sebelum matang. Tidak ada pohon yang mau tumbang sebelum menjulang. Tidak ada yang tahu kapan roh ini berpamitan dengan tulang.

Meninggal, lalu meninggalkan. Atau meninggal, lalu ditinggalkan. Jangan terlampau banyak lalu, karena kemudian juga meninggal.

Curup, 11 April 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline