Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Efek Pandemi, Guru jadi Lebih Kepo dengan Sistem Mengajar

Diperbarui: 24 Oktober 2020   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi saya sedang seru-seruan berbincang dengan rekan sesama guru di sekolah. Dok. Ozy V. Alandika

Oh, iya! Kemarin masa kerja Mas Mendikbud Nadiem pas satu tahun, ya. Mas Nadiem dilantik sejak 23 Oktober 2019, dan hari ini sudah tanggal 24 Oktober 2020.

Sayangnya, aku tak sempat menulis di tanggal yang tepat. Tapi, untuk refleksi kerja Mas Nadiem bersama kereta Merdeka Belajar, aku hanya bisa ucap satu kata. "Sabar!" Begitulah, baik Mas Nadiem, guru, orang tua, siswa, mahasiswa, serta kita semua harus sabar.

Terang saja, buah dari kebijakan tidaklah secepat masak mi instan. Jangankan menunggu mi instan, menunggu pisang kepok dari tunas hingga mengkal saja masih lebih cepat daripada menanti efek kebijakan.

Namun, dalam tulisan ini aku akan sedikit bercerita. Aku akan sajikan hal menarik seputar efek pandemi terhadap pendidikan, minimal menarik bagiku dahulu.

Sejak pandemi tiba, sudah tak terhitung lagi berapa kali aku berkunjung ke rumah rekan sesama guru. Apalagi setelah aku mulai aktif di dunia bisnis, rasanya tambah sering singgah, deh. Meski begitu, satu hal yang tak pernah berubah. Cerita kami masih sama, yaitu tentang dunia mengajar.

"Cak mano sistem belajar di SMP, Buk?"
Bagaimana sistem belajar di SMP, Buk?

"Cak mano sekolahmu, Bro? Berapo hari kamu sekolah?"
Bagaimana sekolahmu, Bro? Berapa hari kalian sekolah?

"La bukak sekolah tempat Bapak ngajar, Pak?"
Sudah buka sekolah tempat Bapak mengajar, Pak?

"Awie ipe keadaan anak-anak, Buk? Aseine belajea daring uyo santai, ca?"
Seperti apa keadaan anak-anak, Bu? Rasanya belajar daring sekarang ini santai, bukan?

Sejatinya pertanyaan di atas hanyalah basa-basi alias pembukaan kisah percakapanku dengan rekan sesama guru. Baik di kabupaten sendiri, kabupaten sebelah, hingga guru di provinsi, tanya dan inti percakapan kami tidaklah jauh berbeda.

Sepertinya gara-gara pandemi, guru makin peduli, ya?

Kuanggap iya, karena makin sering guru bertanya dan berkisah tentang pembelajaran, berarti mereka makin perhatian.

Biarpun apa yang dikisahkan oleh mereka adalah omelan tentang siswa yang malas buat tugas, siswa yang sering telat buat tugas, atau pun siswa yang tidak buat tugas, semuanya tetap merupakan pembahasan yang seru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline