Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Cerpen: Maaf Ya Nak, Pak Guru Belum Bisa Bercerita Banyak

Diperbarui: 15 Juli 2020   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Ozy V. Alandika.

"Sudah seberapa besar rindumu, Nak?"

Rasanya ungkapan ini ingin kutanyakan langsung kepada anak itu. Soalnya, dari tadi dia hanya duduk termangu seorang diri di kursi panjang depan kelas. Wajar, sih. Di kelas I, dia juga sudah terbiasa sendiri. Dua teman sekelasnya adalah laki-laki, sedangkan dia perempuan.

Namanya Azelia. Aku, rekan-rekan guru serta teman-teman di SD suka memanggilnya dengan sebutan Azel.

Hari ini di tanggalan pertama tahun ajaran baru, dia sudah kelas II. Tapi, entah mengapa aku malah merasa Azel masih kelas I. Ya, mungkin ini salahku. Aku kurang fokus dengan kenyataan bahwa waktu ini begitu cepat melaju.

Terlebih lagi dengan kehadiran pandemi, rasanya waktu demi waktu terus berlalu tanpa ada pertemuan. Beda dengan waktu itu.

Sebelum pandemi, keadaan sekolah begitu memesona. Lapangan dan taman sekolah selalu dipenuhi oleh jejak kaki para generasi emas.

Begitu pula dengan suasananya. Keramaian selalu tercipta. Ada tawa, ada gelisah, ada marah, serta ada upaya tak kenal lelah.

Andai aku boleh berjebah kira, rasanya di sekolah aku selalu mendengar humornya presiden masa depan. Aku juga melihat tawa-tawa indah kandidat menteri. Aku juga merasakan sentuhan lembut calon guru penggantiku nanti. Dan, jebah kiraku semakin berasa nyata sejak bertemu Azel.

Bagaimana bisa kumenolak, setiap kali aku mengajar dan bercerita di kelas, Azel selalu tak berkedip karena begitu perhatian. Barangkali, sudah tertanam motivasi kuat di dalam dirinya bahwa fokus belajar itu sangat penting. Ya, aku yakin. Pasti begitu.

Meski begitu, tetap saja aku tak tega melihatnya tetap termangu sendirian. Mungkin bagi Azel, balutan masker kain warna coklat yang dipakainya itu sudah cukup untuk mengusik kesepian. Tapi tidak bagiku. Aku masih resah. Hatiku berkata, aku selalu ingin mendatangi dan menghiburnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline