Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Mereka yang Sering Menasihatimu Tidaklah Selalu Bijak, tetapi...

Diperbarui: 21 Januari 2020   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suggestion. (pixabay.com)

Sesuatu yang jika dirasakan begitu banyak menderita daripada bahagianya, itulah namanya hidup. Karenanya, tidak sedikit orang yang berkesusahan dan mengeluh berkepanjangan dalam menjalankan proses pengambilan napasnya. Saat senang, santai dan susah, selalu hadir masalah.

Apapun masalah bertamu. Entah itu soal aturan yang terus berubah, tentang kebijakan yang kiranya mengganggu kenyamanan, tentang rencana yang berkali-kali gagal, hingga tentang musibah yang datangnya tiba-tiba semuanya serasa memberatkan.

Dari sini, kadangkala seseorang hampir putus asa menghadapinya. Diri yang rasanya mau tumbang ini butuh penguatan, motivasi dan nasihat. Walaupun penguatan ini bisa berasal dari siapa saja, tapi kecenderungan penasihat terbaik adalah diri sendiri.

Motivasi dan nasihat yang datang dari diri sendiri sontak bisa mengubah keluh seseorang menjadi semangat untuk menghadapi hidup. Namun, jika harus menunggu diri sendiri sadar entah kapan juga! Sejadinya, perlu orang lain yang turut memberi nasihat.

Siapapun itu. Baik orangtua, keluarga, tetangga, ulama, bahkan orang yang baru dikenal pun bisa memberikan nasihat. Sayangnya, nasihat yang baik kadang berat hati untuk diterima terlebih lagi jika nasihat itu berasal dari orang yang biasa-biasa saja.

Bukannya mendengar dan menerima nasihat, malah ngomel tidak keruan "Ahh, kamu bisa ngomong saja. Terserah aku, lah!" Kenapa? Apakah organ tubuh yang bernama hati itu sudah banyak lumutnya?

Bahkan, jangankan orang-orang biasa tanpa jabatan dalam kehidupan. Ulama A saja jika berbeda persepsinya dari dengan ulama B, belum tentu nasihatnya akan didengar oleh pengikut ulama A. Apakah hati itu semakin sempit?

Padahal apapun nasihat yang baik harus didengar dan diterima, kan? Mestinya demikian, dan sudah seharusnya seperti itu.

Mereka Pernah Mengalami Masalah  yang Sama

"Sudah keduluan makan garam", kiranya kalimat ini cocok untuk mewakili para penasihat dadakan. Barangkali beberapa darinya bukanlah orang hebat, bukanlah sarjana berstrata tinggi, pemangku adat, dan bukan pula penyuluh agama.

Mereka hanyalah orang-orang biasa yang tidak terlalu terang eksistensinya, namun cukup baik dalam berbagi saran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline