Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Perihal Harga Sebuah Pertemanan, Belajarlah dari Anak SD

Diperbarui: 16 Januari 2020   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa sedang membangun tempat duduk sederhana di taman samping sekolah.(Dokpri)

Jika ada pertanyaan tentang siapa teman yang tak kenal harga, maka jawaban terbaik adalah teman semasa SD. Walaupun tak terpungkiri bahwa masing-masing kita memiliki sahabat ketemu besar, selalu ada dan siap sedia, tetap saja belum bisa menyaingi hebatnya teman semasa SD.

Terang saja, anak-anak SD belum terlalu mengenal yang namanya kesepian karena di saat sendiri mereka segera dikunjungi oleh teman satu SD. Bosan di rumah, maka bisa cari teman dan main di lapangan. 

Main apapun boleh, karena wawasan mereka tentang permainan bisa jadi lebih luas daripada ilmu guru-gurunya.

Anak-anak SD juga belum terlalu mengenal yang namanya menangis pilu, karena mereka sejatinya diajarkan untuk tidak menyimpan dendam. Hari ini berkelahi dan salah satunya menangis, tunggu saja sekitar 15-20 menit mereka akan akrab dan tertawa lagi.

Air mata yang tadinya sudah membasahi seluruh bedak putih di muka sudah keburu hilang ditumpuk keringat, karena mereka sudah bermain kejar-kejaran sembari meninggikan canda tawa. Padahal, wajar saja siswa tertawa dan kejar-kejaran karena tangisan tadi jadi bahan ejekan teman lain. Hihihi

Kesenangan, kebahagiaan dan keindahan pertemanan para siswa SD sungguh telah mengalahkan oreng dewasa hari ini. Terang saja, orang-orang dewasa sangat mudah dihampiri oleh kesepian, dan kesepian itu adalah beban batin yang luar biasa hebat, karena tiada banyak yang peduli.

Siapa bilang orang dewasa malu menangis? Mungkin lebih pilu dari pada siswa SD. Orang dewasa yang tak terima dengan kesusahan dan musibah hidup kadang menangisnya sampai meronta, sedihnya keterusan, serta dendamnya sampai di bawa mati.

Sejadi-jadinya terlihat, alangkah murahnya harga sebuah pertemanan itu. Baru kesepian sebentar saja sudah tiada banyak yang memperdulikan. Baru masalah dunia yang kadang sepele saja sudah membuah kawah dendam yang tak kunjung padam. 

Kalau sudah seperti ini, apa kabar teman yang ketemu besar, apa kabar sahabat yang ngakunya sejati?

Maka darinya, bolehlah sesekali kita belajar dari kehidupan siswa SD yang menghargai pertemanan lebih dari apapun.

Berbagi Makanan dan Jajan Saat Jam Istirahat

Siswa sedang sarapan. (Dokpri)

Jika sudah berteman, anak SD kadang lebih peka dari siapapun, lebih empati dari gurunya. Hal ini biasanya terpampang jelas pada jam istirahat, saat siswa mulai menyentuh bekalnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline