Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Soal Pesta Pernikahan, Milenial Lebih Khawatir Tidak Dapat Teman Kondangan daripada Isi Amplop

Diperbarui: 12 Januari 2020   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pesta pernikahan. (pixabay.com)

Kalau menghadiri undangan pesta pernikahan, milenial pada baper nggak, sih?

Bohong besar jika semua pada jawab "Tidak", hahaha. Biarpun sosok yang menikah hanyalah teman, tetangga ataupun orang baru dikenal dan selama ini tidak pernah menaruh rasa, tetap saja ada perasaan yang berlarian di sekitar hati.

Terlebih lagi jika selama ini tetangga, teman, atau orang yang baru dikenal itu tidak pernah kelihatan gelagatnya mau menikah. Selama yang ditemui, ia adem-adem saja. Jalan dengan pacar pun tidak pernah, karena memang kita tahunya dia tidak punya pacar.

Dan dalam waktu yang tak terduga itu, tiba-tiba saja dia mengundang:

"Friend, tolong datang ya tanggal 20 Januari nanti... Akadnya tanggal 19, kalau bisa tolong datang ya!"

Sontak saja kagetnya begitu terbelalak. Mungkin beberapa minggu yang lalu si milenial ini masih ingusan dan sibuk meniti karir. Tapi ya, jika jodoh sudah bertamu tiada apapun yang bisa menghalanginya.

Perihal orang yang baru dikenal, kebetulan beberapa bulan lalu saya pernah diundang rekan kerja baru dalam rangka pesta perkawinannya. Hebatnya ini juga dadakan, karena selama 2 bulan awal kami bekerja dalam SD yang sama, tidak ada tanda-tanda ia mau menikah.

Tapi, nyatanya ia malah menikah. Sistemnya zonasi pula! Bagaimana tidak, calon suaminya ternyata adalah orang dekat rumah. Bayangkan, rumah rekan saya dan calon suaminya hanya selisih satu rumah. Sungguh benar, jodoh tidak bisa kita tebak. Jadi jangan terlalu dalam rasa dan juga terlalu dalam benci ya! Hohoho

Dalam acara pernikahannya, kebetulan saya ditugaskan menjadi Qori' alias pembaca Kalam Ilahi sebelum akad. Waktu itu, segenap pihak mempelai berikut dengan saya berada di dalam ruangan sehingga nuansanya berdebar dan panas.

Setelah tugas saya selesai, akhirnya masuk ke sesi akad alias ijab kabul. Suasana segera hening dan detak jantung kedua mempelai mungkin sudah terdengar oleh penghulu.

Dug...Dug...Dug, akad selesai dan yang terdengar kuat adalah teriakan "Sah". Sontak saja mempelai perempuan dan beberapa wanita yang berada di dekat saya menjatuhkan air mata bahagia. Saya? Ohh, saya tidak ya! Hihihi

Tapi, jujur saja setelah lewat akad mereka saya jadi ikut baper. Tidak terbayangkan begitu bahagianya mereka, dan kapan ya bahagianya saya. Mungkin perasaan seperti ini dialami oleh sebagian besar milenial yang belum bertemu dengan jodohnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline