Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Saat Indekos, Mendingan Beli Makanan atau Masak Sendiri?

Diperbarui: 13 Januari 2022   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak kost (Sumber: hellosehat.com)

Menarik melihat para pejuang rupiah maupun pengejar ilmu yang memilih indekos untuk berteduh dari hujan dan panas. Terserah mau sendiri atau berdua, berdua atau bertiga, yang penting aktivitas sehari-hari harus terus berlanjut. Jika memang sudah kukuh hati untuk sendiri, mengapa harus ramai-ramai?

Salah satu hal penting yang tidak dapat ditinggalkan sebagai anak kos adalah masalah makan. Uang kos jalan, makan juga harus jalan. Kerja jalan, makan juga harus terus. Sekolah libur, makan pun harus tetap jalan. Bahkan, banyak orang lebih memilih menunda bayar uang kos daripada tidak makan.

Terang saja, seseorang dengan pola makan yang tidak teratur akan mudah terserang penyakit. Jika sudah sakit, semua tingkah lemah lembut akan berubah menjadi semi brutal, dan sistem keuangan akan terganggu. Itulah sebaiknya anak kos jangan sampai sakit.

Lauknya terserah, yang penting perut bisa terisi. Jika pandai mengatur keuangan, biasanya makanan sehari-hari saat indekos bisa bervariasi. Sebaliknya, jika amburadul dalam hal keuangan bisa-bisa makan enak hanya di awal bulan saja. Akhir bulan? Mi instan atau bakwan sudah cukup. Hohoho

Ilustrasi dari youtube.com

Opsi lain yang bisa ditempuh agar tetap makan enak adalah dengan meminjam uang kepada teman sebelah, rekan kerja, atau rekan sekolah. Hanya saja, persoalan meminjam uang kadang-kadang banyaklah tabunya daripada dapatnya. Terang saja, orang lain juga sedang sekolah, orang lain juga butuh uang, dan orang lain pula mau bayar sewa indekos.

Mau tidak mau seorang anak kos harus mengatur sistem keuangannya agar kebutuhan makan dapat terpenuhi. Caranya?

Beli Makanan


Bagi mereka yang tidak mau repot biasanya lebih memilih beli makanan sendiri atau memanfaatkan jasa boga untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari. Alhasil, mereka tidak perlu bersusah payah membawa peralatan masak dari kampung atau bahkan membeli peralatan masak.

Jika bel perut sudah berbunyi, mulailah bergegas keluar kamar dan mencari rumah makan. Sembari cari angin dapat cuci mata, dan saat kembali perut sudah kenyang. Lauk tinggal pilih sesuka hati karena biasanya biaya makan di dekat kos relatif lebih murah. Pemilik rumah makan tahu kadar keuangan anak kos, dan sekalian bisa promosi untuk menarik pelanggan lebih banyak.

Jika takut masuk angin dan malas keluar, anak kos bisa memanfaatkan jasa catering baik melalui ojol maupun langganan dengan rumah makan tertentu. Lagi-lagi sayur bisa di desain sedemikian rupa, sesuai dengan mood.

Namun, agaknya opsi beli makanan begitu mengguncang keuangan anak kos. Baru makan, belum cemilan, jus, serta kopi panasnya. Jika semua harus dibeli, maka bangkrutlah! Akhirnya opsi ini hanya bisa ditempuh oleh anak kos yang berduit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline