Menjelang akhir jabatan para menteri, agaknya pemberitaan media soal pendidikan sedikit terkesampingkan. Kebanyakan media terus menjadikan soal perekonomian, ketenagakerjaan, hukum, HAM, serta politik sebagai berita utama.
Padahal persoalan tersebut sejatinya merupakan cabang-cabang dari pendidikan. Darinya, muncullah pendidikan ekonomi, pendidikan hukum, pendidikan HAM, politik, dan sejenisnya. Hanya saja, mereka seakan lupa dengan esensi pendidikan sebagai pohonnya.
Ibaratkan air terjun, cabang-cabang dari pendidikan terus-menerus mengalir dan jatuh, tanpa ingat dari mana mereka bersumber. Memang tidak terpungkiri bahwa dengan terus mengalir, cabang pendidikan terus pula bermaslahat.
Namun lagi-lagi, cabang pendidikan mesti ingat dari mana ia tercipta, siapa yang membuat alirannya, siapa yang menciptakan cabangnya, serta siapa yang menyampaikannya. Dan jawaban dari semua itu hanyalah satu, yaitu guru.
Sebagai pahlawan dengan jasa yang terbilang "gaib", mestinya para guru di Indonesia dapat hidup sejahtera dan selalu disejahterakan, terutama oleh para pencetus kebijakan yang selama ini sudah menikmati gaibnya jasa guru.
Meskipun banyak anggapan dari masyarakat bahwa guru saat ini sudah masuk kategori sejahtera, namun anggapan itu tidak bisa disama-ratakan. Guru PNS sejahtera mungkin iya, tapi guru honorer masih berada di luar servis area.
Padahal keduanya sama-sama profesi guru, sama-sama cerdas, sama-sama mengabdi, dan sama-sama merombak anak ingusan menjadi pejabat negeri.
Menteri "Akan" Naikkan Gaji Guru Honorer
Kalimat "akan naik gaji" adalah kalimat yang indah untuk didengar, lapar untuk dibaca, serta bahagia untuk digapai. Bisa jadi ini berlaku untuk semua profesi, termasuklah profesi guru honorer.
Dan benar saja, pada 11 Oktober 2019 lalu Muhadjir Effendy meninggikan gebrakan dengan pernyataan bahwa beliau akan mengupayakan gaji guru honorer di tahun 2020 minimal setara dengan Upah Minimun Regional (UMR) atau setara gaji guru usia kerja nol tahun.
Agaknya, Mendikbud tidak mau kalah sibuk dengan menteri-menteri yang lain dan menonjolkan gebrakan-gebrakan terkait kemajuan pendidikan. Sebagai rakyat, kita pasti dukung 100 persen.