Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Kebakaran Hutan Buat Jokowi Malu? Kembali ke SD Saja!

Diperbarui: 7 Agustus 2019   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover Modul Ajar pengintegrasian pengurangan risiko kebakaran untuk SD/MI. Sumber: Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Indonesia

Seperti yang diberitakan kompas.com, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah menganggu kenyamanan negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Wajar saja, tahun demi tahun koordinasi pemerintah hanya menjadikan kasus kebakaran menjadi anti klimaks. Padahal maunya kita langsung tamat dengan happy ending, tapi apa daya kenyataan saat ini.

Beberapa upaya rapat dengan pihak terkait seperti BNPB, TNI/Polri, hingga menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dilakukan dari waktu ke waktu agaknya tidak berkesimpulan. Lalu mau ditaruh dimana muka kita ketika menghadap negara tetangga? Apalagi membawa nama bangsa, kita yang membaca pun ikut malu, meski hanya Presiden yang menghadap.

Fenomena kebakaran hutan sejatinya berbeda dengan gempa maupun tsunami. Kebakaran hutan bukanlah bencana yang  dapat terjadi secara "mendadak" layaknya gempa. Artinya, tidak perlu grasak-grusuk rapat koordinasi di sana-sini hingga petinggi negara pun turut berkeringat dingin dan mengkerutkan kening.

Upaya pencegahan harusnya sudah digaungkan sebelum kebakaran terjadi. Tapi, upaya bukan sekedar bercakap awas jerebu awas jerebu semata. Kalau sudah terjadi seperti ini, apa gunanya kita dapat nilai 100 pelajaran IPS di SD?

Nah, tak mengingat lupa bahwa dulu di SD kita pernah belajar tentang pengintegrasian pengurangan risiko kebakaran. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah sendiri yang menyiapkan Buku Pengayaan guru terkait dengan kebakaran lewat Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Indonesia yang terbit pada tahun 2009 lalu.

Daripada terus berdebat dan sibuk mencari biang kesalahan, mari sejenak kita mengorek pelajaran SD terkait dengan kebakaran hutan. Pada modul ini, terkuak ada empat bentuk pengurangan risiko kebakaran hutan. Yuk kita simak:

Upaya Pencegahan

Mencegah lebih baik daripada mengatasi. Semua orang pasti membenarkan kalimat bijak ini. Kita ambil 1 contoh permisalan. Misalnya, kita membuat upaya pencegahan berupa kandang kambing agar kambing-kambing kita tidak dimakan serigala. Cara ini tentu lebih baik daripada menunggu serigala itu datang.

Bayangkan saja jika serigala itu datang dan kita belum membuat kandang kambing. Bisa saja kambing kita habis dilahap serigala, dan risiko terbesar adalah kita ikut dimakan serigala bersama kambing-kambing kita. Kan sedih, kan miris, dan uniknya penyesalan yang timbulpun tidak bisa keluar dari perut serigala tersebut. Hehe

Sama perihalnya dengan kebakaran. Sesulit apapun, sebosan apapun, semalas, dan sesuntuk apapun kita, jika masih bisa mencegah ya lebih baik mencegah. Bisa dengan pengawasan yang ketat, melakukan penyuluhan kebakaran hutan, menanamkan rasa cinta alam, tidak sembarangan membakar, hingga memetakan daerah yang rawan kebakaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline