Kamu, aku dan dunia. Tanpa kita sadari atau mungkin sebagian dari kita sudah menyadari hal tersebut. Dunia mulai kehilangan hati. Hal tersebut dapat dilihat dari situasi dunia saat ini dimana terjadi peperangan, global warming, isu-isu sosial dan keagamaan serta terorisme dan mungkin masih banyak lagi. Semuanya nampak seperti fenomena gunung es. Dimana yang nampak di permukaan lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak nampak. Namun, patut disyukuri ditengah berbagai hal yang berkecamuk masih ada orang-orang yang masih punya hati.
Mau ubah dunia? Mulailah ubah hati kita masing-masing. Hati menjadi inti dari manusia. Semuanya itu karena di dalam hati kita masing-masing. Hati menjadi inti dari jati diri seorang manusia. Semuanya itu karena di dalam hati kita masing-masing terdapat inti yang membentuk jati diri seseorang. Inti tersebut pula menjadi sumber kekuatan batin kita manusia.
Caranya mengubah hati kita? cara mengubah hati kita masing-masing ialah dengan kembali pulang ke hati kita masing-masing. Hal tersebut menjadi jalan satu-satunya karena dengan kembali pulang ke hati, kita dapat menemukan dan membangun kembali fondasi kekuatan batin kita masing-masing. pulang ke hati masing-masing akan terjadi ketika kita mulai belajar untuk menyediakan waktu untuk diam bagi kita sendiri atau istilah gaulnya untuk jaman ini ialah time to be. Dalam diam ada banyak hal yang mungkin tidak kita sadari sebelumnya akan mulai kita sadari, kita menjadi peka akan akan kebutuhan bukan keinginan diri kita dan pada akhirnya kita menjadi peka akan apa yang sebenarnya terjadi disekitar kita tanpa perasaan menghakimi. itulah langkah pertamaku untuk mengubah dunia, yakni dengan diam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI