Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan, Solusi, dan Bangsa

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum wr wb.......

Hari Rabu kemarin merupakan hari terakhir Ujian Nasional untuk siswa-siswi SMA. Sekilas hal ini merupakan hal yang melegakan bagi mereka yg mengikuti Ujian nasional/UAN. Saya secara pribadi cukup lega, karena saya memiliki adik yg mengikuti UAN tsb dan saya sendiri memang telah merasakan UAN 5 thn lalu sbg siswa kls 3 SMA.

Hanyasaja, saya kembali berfikir mengenai perasaan lega saya tadi. Mengenai fakta yg saya lihat sendiri di lapangan, begitu banyak siswa dan siswi SMA yg mengekspresikan berlalunya UAN dgn tindakan2 yg tergolong "ekstrim" tapi dianggap lumrah masyarakat itu sendiri. Rata2 mereka mencorat-coret seragam mereka, arak2an keliling kota dgn seragam tsb, dan bahkan sampai ada yg tawuran selepas UAN. Mungkin tindakan2 tsb merupakan luapan emosi yg sudah tdk terbendung lagi akibat tekanan yg hebat saat mengikuti UAN, ehm.....entahlah. Sejauh yg saya amati, hanya sedikit dr mereka yg mengekspresikan berlalunya UAN dgn cara yg lebih baik, spt jalan2, membagikan seragam mereka utk yg membutuhkan, dsb.

Miris rasanya jika melihat kondisi spt ini, begitu banyak pro kontra mengenai pelaksanaan UAN ini. Disaat seluruh kepala daerah, kepala dinas pendidikan di berbagai daerah, kepala sekolah seluruh sekolah merencanakan target kelulusan hal tsb spt "Perlombaan Kelulusan" yg tak kunjung habis. Mereka semua spt berlomba agar sekolah2 tsb lulus 100%, hehehe......lucu memang hal tsb spt Lomba Kampanye saat Pemilu atau Pilkada.

Setelah UAN, masih ada pengumuman kelulusan, SNMPTN, masa kuliah selama 4 thn atau lebih, ujian semester, sidang skripsi, wisuda, dan disinilah org tsb akan benar2 diuji..........

Apakah dia akan meneruskan paradigma yg telah ditanam oleh org2 disekitarnya dan mayoritas org2 di negeri ini yaitu menjadi karyawan, menjadi salah satu beban bangsa ini dgn menjadi pengangguran dgn alasan masih mencari pekerjaan yg cocok atau menunggu lowongan PNS, atau berani merubah paradigma, sikap, dan tindakan untuk menjadi org yg berperan utk memecahkan problem klasik bagi lulusan "pendidikan" dgn menjadi seorang enterpreneur.

Yup, para lulusan ini diharapkan oleh bnyk pihak utk memecahkan (setidaknya) beberapa persoalan pelik yg menjangkiti bangsa ini. Akan tetapi, mereka yg telah menjadi sarjana, ahlimadya, dan lainnya yg telah lulus UAN saat mereka sbg siswa/i SMA ternyata tdk memberikan pengaruh yg signifikan bagi perkembangan masyarakat.

Dulu (dan mungkin masih sampai saat ini) orangtua kita masih menanamkan paradigma bahwa pendidikan itu mendapat nilai bagus, lulus dgn nilai tinggi, diterima di sekolah negeri, lulus dgn hasil memuaskan, dan menjadi karyawan. Paradigma spt itu memang hal yg wajar utk sementara wkt tapi utk jngka panjang, hal ini merupakan hal yg bnar2 berbahaya. Disadari atau tdk, seorang karyawan (sangat) mungkin utk terdepak dr pasar kerja baik krn alasan efisiensi perusahaan, PHK, akuisisi, ataupun memang memasuki masa pensiun. Jika hal ini terjadi, maka dia harus merubah paradigma "saving" menjadi "surviving" secara tiba2. Bisa anda bayangkan jika hal tsb tjd pada anda atau sanak keluarga anda....??? Hidup di dalam "kurungan kenyamanan" dan tiba2 hrs msk ke dlm "hutan belantara".

Sungguh realita yg sulit utk dihindari oleh siapapun......

Solusi terbaik yg dpt dimulai oleh bangsa ini adalah Enterpreneurship yg dimulai dr diri sendiri. Mempekerjakan diri sendiri dan setelah itu mempekerjakan orang lain setelahnya.....Smoga dgn bermunculannya enterpreneur2 baru, dapat memberikan pencerahan bagi bangsa ini dan bkn hal yg mustahil jejak para pemberani ini akan diikuti oleh org2 bernyali lainnya.......

Aamiin........

Wassalam wr wb




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline