Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Kemotherapi Dengan Tepat

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kemoherapi merupakan hal yang sangat menakutkan bagi banyak orang. Mengapa?Orang beranggapan kemotherapi hanya menambah penderitaan pasien saja. Namun kemotheraphi merupakan langkah tepat dan benaruntuk dijalani. Sebab kemotherapi dapat menghambatberkembangnya penyakit dan meningkatkan kualitas hidup lebih baik. Meski pun tidak menjamin bahwa penyakit tidak akan kambuh kembali.

Dalam proses kemotherapi perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dengan seksama kadarnya jangan sampai over dosis. Efek samping dari proses kemotherapi adalah mual, penderita merasakan penurunan daya imun dan terserang oleh penyakit lainnya. Akhir abad 20 menurut WHO 45% tumor ganas dapat diobati, 22% dengan cara operasi, 18% lainnya dengan radiotherapy dan 5% lainnya dengan cara kemotherapi.

Kemotherapi merupakan salah satu alternative pengobatan kanker yang memiliki sejarah ratusan tahun dan tidak boleh diabaikan. Dalam beberapa kasus seperti penyakit tumor, kemotherapi merupakan pengobatan pertama yang dipilih,diantaranya kanker kelenjar getah bening bahkan kanker ganas leukemia. Bagi penderita stadium akhir, kemotherapi masih dapat memperpanjang umur dan memiliki kemungkinan untuk sembuh.

Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah pengaruh kemotherapi yang berlebihan. Menurut ahli dari Universitas Harvard Amerika Dr.El dan rekannya , dari tahun 1991 hingga tahun 2000 an jumlah penderita kanker yang meninggal mencapai 215.488 jiwa, tahun 1993 mencapai hampir 10% penderita kanker berstadium akhir, yang 2 minggu sebelum meninggal masih menjalankan kemotherapi. Pada tahun 1999, jumlah ini bertambah menjadi 12%. Hal ini sangat jelas sekali akibat dari kelebihan (overdosis) karena kemotherapi.

Menurut laporan dalam negeri 15% dari penderita kanker stadium akhir lebih cepat meninggal setelah kelebihan kemotherapi dalam proses penyembuhan yang tidak benar. Hasil pengujian Universitas John Hopkins Amerika, kemotherapi dan pengobatan suntikan diberikan pada tahap awal pengobatan dapat mengecilkan tumor. Namun jika terlalu sering menggunakan kemotherapi dan suntikan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh dan rentan terhadap penyakit lainnya.

Di Amerika terdapat sebuah artikel yang memuat setiap penderitakanker hati yang menerima kemotherapi, tidak menunjukkan kemajuan dan umurnya berkurang. Penjelasannya sebenarnya sangat sederhana saja, hati merupakan organ tubuh manusia yang dapat dan memiliki kemampuan regenerasi. Jari tangan manusia yang terpotong tidak dapat tumbuh kembali. Namun organ hati berbeda, setelah diambil sebagian akan tumbuh kembali selama beberapa bulan kemudian. Yang menghambat pertumbuhan regenerasi pertumbuhan sel hati adalah sel-sel organ hati tersebut sudah tidak berfungsi atau mati. Obat yang digunakan dalam kemotherapi dapat merusak sel-sel hati.Sehingga teraphi pada penderita kanker hati tidak hanya tidak boleh membasmi sel-sel kanker/sel kanker hati tidak sensitive terhadap obat kemotherapi. Tetapi justru menumbuhkan sel-sel kanker hati.

Orang-orang yang mudah terkena penyakit kanker hati pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki gejala psykologis seperti perasaan tidak menentu, jiwa yang tidak tentram, cemas, perasaan duka, marah, dan perasaan bersalah.Gejala ini disebut dengan julukan gejala psikologi dari penyakit C. C dalam bahasa Inggris adalah Cancer, huruf pertama C = kanker. Menurut WHO factor phsikologis terbentuk dari rangkaian kesehatan universal. Hal ini merupakan salah satu penyebab penyakit kanker. Termasuk gejala-gejala yang tertera di atas. (*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline