Lihat ke Halaman Asli

Tetesan Darahmu

Diperbarui: 9 Agustus 2019   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu seorang ayah hatinya terhimpit batu pedangnya terpental. Dengan kata "niscaya kau akan mendapatkan aku sebagai orang yang sabar." Kasih karena Tuhannya, cinta karena Tuhannya.

Kini arah kiblat dipandangi. Dihadapkan wajah dan hatinya,  memecah  segala hening dengan keagungan namaNya. Menggelar rindu hamparan jiwa

Jauh di kedalaman batin. Ismail telah hidup di taman hati para pecinta. Menuliskan kisahnya di peradaban baru. Menyilahkan angin mentasbihkan ke-Mahasucian-Nya

Pagi akan menjelang tanah-tanah basah, dengan pujian menembus langit menembus bumi.  Semoga  tetesan darahmu pengorbanan yang bercahaya hingga negeri akhirat



Cimahi, 9 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline