Lihat ke Halaman Asli

Kau

Diperbarui: 13 April 2019   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin hanya hujan yang tahu, bahwa kau selalu menjadi pelangi setelahnya

Hujan telah mengerti seberapa banyak rahmat diturunkan. Dan berapa banyak kegelisahan teredam

Lalu kaupun tahu, mengapa laut berombak. Meluapkan sunyi dan kerinduan.  Menepikan waktu

Kau melukisnya di langit.

Memadamkan semua sengatannya kenudian kita menampungnya, di dalam relung hati. 

Cimahi,  13 April 2019

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline