Lihat ke Halaman Asli

Mengeja Kisah Hujan dan Rindu

Diperbarui: 21 Januari 2019   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ingin kucipta karya. Namun  syair syair berjatuhan, tercecer di beranda rumah. Hurufnya berserakan tak beraturan

Hujan yang turun seperti kata kata penyair. Menjadi telaga yang tenang sebagai cermin bagi wajah petang yang membentang

Di sana ada sepotong kisah yang tak pernah hilang, setiap ilalang terkena hujan ada namamu yang ku eja menjadi rindu yang terus beulang. 


Cimahi,  21 Januari 2019






BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline