Dari apa kutuliskan puisi
Yang sering menyala dari sinar matamu
Di bawahnya kata-kata berjatuhan
Menjadi api dalam hatiku
Terkadang padam terkadang menyala
Membakar semua kata
Wajah puisiku memerah
Lalu kutuliskan puisi dari
Teduh hatimu, berlembar-lembar
Tak berkesudahan
Bagai air hujan yang deras
Memadamkam semua kalimat
Yang terbakar
Wajah puisiku lalu membiru
Berulang kali menahan rindu
Cimahi, 20 November 2018