Jendela pagi terbuka
Aku tak akan mengelak
Silahkan masuk saja
Wahai angin yang menembus pori -pori
Walau datangmu tak bersama embun
Sebab embun kini sudah sulit dipunguti lagi
Kenangan di balik jendela saat hari rekah
Dulu sekali, ketika ibuku mengusapkan
arang Merang dicampur embun pagi.
Diusapkan pada helai rambutku.
Pertanyaan sering melintasi awan, mengapa