Aku tengadah memandang langit dan mataku terpejam anganku pergi jauh kesela-sela awan
Aku berharap titik titik tertahan memendungkan harap menjaring asa kunjung penghujan
Aku terbiasa berlari dalam hujan, langit di kepalaku terus mengatakan, ayolah buka sandalmu rentangkan tangan dan teruslah berputar
Aku bergumam rupanya langit belumlah waktunya menggaris bumi, pelataran masihlah kering meski langit kelabu, belum saatnya hari menjadi basah
Aku dan langit sama sama memasang waktu. Memandangi rumput rumput telah menguning. Sementara mahoni tinggalah ranting
Aku tengadahkan lagi kepalaku ke langit, semua doa bertuju pada penguasa-Nya
Penguasaku dan langit itu
Cimahi,13 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H