Lihat ke Halaman Asli

Segelas kopi

Diperbarui: 13 Mei 2018   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tegukan pertama ini kutuliskan. Warnamu hitam apakah sejelaga hatiku, Ah dunia kelelahan telah menghadangku. Waktuku berputar berkilo kilo sudah di belakangku

Tegukan kedua kutuliskan tanya. Kemanakah aku sembunyi dari angin yang Mengikuti berulang kali, Membawaku berlari pada sunyi 

Tegukan ketiga kutuliskan kata, tapi mengapa pula tak ada akhirnya, sajak sajak mengikuti maunya sendiri berganti rindu dalam segelas kopi.

Dan segalas kopi dalam tiga kali tegukan saja sudah kuhabiskan. Ampasnya mengendapkan perjalanan  cintaku.

Selamat pagi, maaf bila rasa kopiku rasanya agak nyeleneh. 

 

Cimahi, 13 Mei 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline