Tegukan pertama ini kutuliskan. Warnamu hitam apakah sejelaga hatiku, Ah dunia kelelahan telah menghadangku. Waktuku berputar berkilo kilo sudah di belakangku
Tegukan kedua kutuliskan tanya. Kemanakah aku sembunyi dari angin yang Mengikuti berulang kali, Membawaku berlari pada sunyi
Tegukan ketiga kutuliskan kata, tapi mengapa pula tak ada akhirnya, sajak sajak mengikuti maunya sendiri berganti rindu dalam segelas kopi.
Dan segalas kopi dalam tiga kali tegukan saja sudah kuhabiskan. Ampasnya mengendapkan perjalanan cintaku.
Selamat pagi, maaf bila rasa kopiku rasanya agak nyeleneh.
Cimahi, 13 Mei 2018