Di depannya kupandangi wajahnya dihidungnya di senyumnya kecantikannya tak pudar, mata yang indah tak jemu aku memandangnya.
Dia duduk sambil bertabih pada pagi ini aku terbius di masa yang lalu. Saat ia mengajakku bermain di pematang sawah memakai pakaian hijau putih, merentangkan kedua tangannya bersiap memeluku aku berlari kearahnya.
Kutuliskan puisi ini sambil terus memandangingnya, hampir delapan puluh tahun usianya merambat tak hilang senyumannya kulesakan kepalaku diantara dadanya aku mengulang masa lalu
Ketika doa doanya dikeraskan saat jarinya di sela rambutku. Dalam hatikupun berdo'a semoga ia bertemu ayahku di surgaNYA
Di depan ibuku aku bermanja manja....
Cimahi, 14 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H