Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Refleksi Natal: Di Betlehem Ada Pengampunan dan Perdamaian

Diperbarui: 5 Januari 2025   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Khotbah pada Perayaan Natal Kerukunan Keluarga Palesan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem"

Tahun 2024 telah berlalu, tetapi Perayaan dan Ibadah Natal masih tetap berlangsung di minggu pertama tahun 2025. Artinya, suasana Natal masih hangat dalam suasana Tahun Baru. 

Demikianlah salah satu tradisi Perayaan Natal di wilayah Tana Toraja yang dilaksanakan oleh Kerukunan Keluarga Palesan wilayah Makale-Rantepao dan sekitarnya. Perayaan Natal dilaksanakan tanggal 4 Januari 2024 bertempat di Gereja Toraja Jemaat Sion Makale. 

Palesan adalah salah satu nama kampung ya g ada di Kecamatan Rembon. Topografi wilayahnya berupa pegunungan dengan tebing curam. Pada bulan April 2024 yang lalu, kampung Palesan adalah salah satu lokasi yang mengalami bencana tanah longsor. 

Tema Natal yang mengajak warga Nasrani dan Katolik untuk kembali ke memiliki makna mendalam, baik untuk lingkup keluarga Palesan, Tana Toraja, maupun lingkup nasional. Dalam arti sederhana, Betlehem adalah rumah roti. Artinya, di sana ada kehidupan dengan tersedianya makanan. 

Terkait dengan Natal sebagai hari kelahiran Yesus Kristus, maka Betlehem membawa pesan pengampunan, perdamaian, sukacita dan damai sejahtera. Betlehem ditandai sebagai kampung kecil sumber sukacita dan damai sejahtera yang membawa orang Majus dan para gembala sebagai saksinya.

Yesus lahir di kampung kecil Betlehem dalam suasana yang sangat sederhana. Di balik kesederhanaan itu, Yesus membawa pengampunan dan perdamaian untuk umat manusia. 

Mari kita belajar pada Betlehem yang kecil. Di sana ada cinta dan damai.

Tantangannya, sudah adakah Betlehem di dalam diri kita? Sudahkah kita berdamai dengan diri sendiri? Untuk bisa berdamai dengan orang lain, maka wajib berdamai dengan pribadi terlebih dulu.

Lalu, sudah adakah makna Betlehem dalam kehidupan  bernegara kita? Inilah tantangan kita di Indonesia, terutama dalam memasuki masa pemerintahan baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline