Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Haruskah Guru Resign Karena Lingkungan Kerja Yang Toksik?

Diperbarui: 14 Desember 2024   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru dan konten kreator, Hendra Brudy bersama rekan-rekannya. (Sumber: tangkapan layar akun TikTok Hendra Brudy) 

Haruskah seorang guru PNS/ASN mengundurkan diri dari pekerjaan mulia sebagai pendidik karena alasan lingkungan kerja yang toksik?

Pertanyaan ini tak perlu saya jawab dan pembaca pun punya jawaban masing-masing. 

Seminggu terakhir, dunia maya Indonesia, khususnya dunia per-TikTok-an sedang viral. Seorang guru muda potensial yang juga seorang guru konten kreator, Hendra Brudy, memilih pensiun dini atau resign dari profesinya. 

Melihat riwayat karir yang diunggahnya di TikTok, ia masih sangat hijau berprofesi sebagai guru PNS yang bersertifikat pendidik. 

Sontak saja, keputusannya pensiun dini menuai beragam komentar, baik dari followersnya maupun non-follower seperti saya. 

"Sayang banget PNS-nya"

"Sayang banget sertifikasinya"

Beredar informasi secara luas di beranda Facebook yang diviralkan oleh banyak guru bahwa resign-nya pak guru Hendra Brudy dipicu oleh lingkungan kerja yang toksik. 

Nah, sebelum membahas masalah resign, saya memulainya dengan mengenali kata toksik (toxic). 

Toxic dapat diartikan sebagai racun. Ya, namanya racun, pasti dampaknya buruk dan merusak organ tubuh dan bisa berujung kematian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline