Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Akses Jalan Menuju Simbuang-Mappak: Masih Seperti yang Dulu

Diperbarui: 11 Desember 2024   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akses jalan utama Makale-Simbuang di kampung Leppan yang masih ekstrim. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Terhubungnya satu tempat dengan tempat lainnya tidak lepas dari dukungan ketersediaan akses jalan. Mobilitas warga di satu tempat juga lancar karena tersedianya jalan yang layak dilalui.

Namun, tantangan jalan adalah kondisi yang bersinggungan langsung dengan kondisi alam. Sehingga, jalan di area perkotaan selalu kontras dengan kondisi jalan di pedesaan.

Pada perjalanan saya ke Kecamatan Simbuang, kondisi akses jalan masih sama seperti yang dulu. Khususnya ruas jalan provinsi mulai dari Lembang Mappa' (Kecamatan Bonggakaradeng) hingga ke Lembang Makkodo. Akses jalan di kedua desa ini, kurang lebih 10 kilometer masing sangat menguji adrenalin.

"Pintu rimba", tanda memasuki area hutan dan jalan ekstrim menuju Simbuang. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pagar pembatas jalan pertama atau dalam bahasa lokal disebut sulu' di Lembang Mappa' menjadi tanda bahwa perjalanan akan memasuki area hutan, tanpa pemukiman warga dan jalan ekstrim menuruni punggungan perbukitan.

Jalan tanah landai masih "enteng" dilalui ban motor KLX yang saya kendarai. Aroma khas kerbau, jejak kaki dan kotoran kerbau sangat terasa di jalur ini. Suara binatang hutan di antara rimbunnya pohon pinus adalah satu-satunya suara pendamping deru mesin.

Ruas jalan menantang yang pertama dimulai dari pertigaan jalan Lembang Mappa' - Kecamatan Malimbong Balepe' dan Simbuang. Jalan menukik turun tajam dengan bebatuan lepas.

Jalan tanah berbatu pada ruas jalan menuju Simbuang-Mappak. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sisa-sisa hujan lebat makin membuat parah kondisi jalan yang pernah diratakan setahun yang lalu. Aliran air hujan membentuk parit-parit kecil tak beraturan memotong badan jalan. 

Jejak sungai kecil dari tebing yang sukses merusak badan jalan juga masih tersisa meninggalkan bongkahan bebatuan besar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline