Climate Change dan Sea Level Rising adalah dua fenomena yang kini tengah mendapat perhatian serius dari pemerintah Korea Selatan, khususnya di Pulau Jeju. Dalam beberapa tahun ke depan, ancaman dari makin masifnya es mencair di kutub utara akan membuat banyak daratan tenggelam karena naiknya ketinggian air laut.
Usai menuntaskan perjalanan saya menjelajahi Sanbangsan Mountain, saya melanjutkan perjalanan hiking di kawasan Yongmeori Hiking Trail. Jalur trekking pejalan kaki ini meliputi Jeju Island Geo Park.
Total jarak yang dihabiskan untuk menjelajahi kawasan tersebut bisa mencapai 8 km. Melalui perjalanan hiking, saya mendapatkan banyak informasi terkait Pulau Jeju. Setiap tempat di kawasan ini memiliki sumber informasi.
Yongmeori Coast adalah saksi bisu sejarah terbentuknya Pulau Jeju jutaan tahun silam. Ada dua versi terbentuknya Pulau Jeju, yakni versi dongeng dan versi sejarah geografis.
Saya memilih terlebih dulu dari sejarah geografis. Pulau Jeju terbentuk dari letusan gunung berapi jutaan tahun lalu. Yongmeori Coast adalah jejak tertua peristiwa vulkanis itu.
Untuk melengkapi informasi, saya berkunjung ke Climate Change Exhibition Hall. Lokasinya tepat di depan pantai Yongmeori.
Saya diterima oleh satu petugas di kantor tersebut. Kami berbincang dan saling memperkenalkan diri. Ia pun dengan senang hati mengajak saya berdiskusi tentang perubahan iklim dan naiknya ketinggian air laut.
Pengetahuan saya akan dampak buruk climate change kemudian terlihat jelas dari penjelasan tenntang Yongmeori Coast. Pantai karang dengan perbukitan vulkanis menyerupai naga ini kini secara perlahan mulai berkurang daratannnya.
Kondisi tersebut terlihat sangat jelas di mana ada jalur pejalan kaki di pinggir pantai berupa jembatan yang kini sudah tak terlihat lagi. Jembatan legendaris yang menghubungkan dua titik bebatuan karang tersebut telah terendam air laut dalam beberapa tahun terakhir. Jembatan hanya terlihat di waktu tertentu saat air laut surut.