Sampah adalah limbah hasil aktifitas manusia yang hadir setiap saat. Sampah bisa berupa sisa makanan, pakaian, selimut, barang elektronik, dsbnya.
Di berbagai tempat, sampah dibuang dan dibiarkan begitu saja. Ada yang menumpuk di tikungan jalan, pasar, sudut perumahan, pinggir jalan, pantai, sungai, selokan, jembatan, dll.
Sampah yang menumpuk rentan mengundang penyakit dan tentu saja berdampak serius pada kerusakan lingkungan.
Jika sampah tak dikelola dengan semestinya, maka dalam jangka panjang sampah bisa menjadi sumber bencana. Kerugian yang ditimbulkan bukan hanya materi tetapi yang paling menakutkan adalah hilangnya nyawa manusia.
Melalui manajemen sampah yang baik, maka Sustainable Development Goals (SDGs) bisa terwujud secara bertahap. Sampah yang terkelola akan berpengaruh positif pada 8 dari 17 tujuan SDGs.
Ke-8 tujuan yang bisa terdampak manajemen sampah adalah (3) Kehidupan sehat dan sejahtera, (6) Air bersih dan sanitasi layak, (7) Energi bersih dan terjangkau, (9) Industri, inovasi dan infrastruktur, (11) Kota dan komunitas berkelanjutan, (13) Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, (13) Penanganan perubahan iklim, dan (14) Ekosistem laut.
Terkait dengan praktik baik manajemen sampah, bisa mencontoh negara Korea Selatan. Sampah di Negeri Ginseng boleh dikata memiliki kedudukan istimewa.
Sampah menjadi salah satu aspek mendisiplinkan warga Korea Selatan. Disiplin buang sampah dan menghasilkan kualitas lingkungan yang mendorong pula terwujudnya kesehatan yang berkualitas.
Kesadaran warga sangat tinggi untuk tidak membuang sampah ke sungai. Semua sungai yang saya jumpai di Pulau Jeju, bebas sampah. Kalaupun ada selembar dua lembar sampah di sungai, itu akibat terlalu angin.