Kota Jeju adalah kota terbesar di Pulau Jeju, Korea Selatan. Kota ini lebih maju dari Seogwipo, kota kedua di Pulau yang sama.
Gedung-gedung pencakar langit khas apartemen dan hotel mendominasi bangunan kota. Hal ini menandai kehidupan modern di kota Jeju kental dengan kebutuhan finansial yang tinggi.
Tinggal di kota Jeju terkait erat dengan kekuatan finansial. Bahkan di wilayah Korea Selatan lainnya, aturan alamiah ini akan berlaku. Sehingga, terjawablah salah satu syarat ketika mengurus VISA perjalanan ke Korea Selatan, yakni melampirkan print out rekening koran tabungan di bank dengan nilai minimal 40 juta rupiah.
Khusus di kota Jeju, dikenal pula sebagai salah satu kota dengan biaya hidup yang cenderung lebih mahal dibandingkan kota lain di daratan Korea Selatan. Sebagai contoh, untuk sekali makan siang menu standar di Seoul, kisaran harga mulai 4.000 Won. Sementara, di Jeju, makan siang berada di harga 5.250 Won.
Hampir semua hal harus dibayar ketika tinggal di kota Jeju. Hanya nafas, pandangan mata dan jalan kaki yang gratis.
Naik taksi atau bus dibayar mengunakan debit card dan T-Money. Berbicara tentang makanan, tak ada menu seharga gado-gado di Indonesia. Kisaran harga dua belas ribu hingga ratusan ribu Won tentunya akan menguras isi dompet dan rekening bank.
Peralatan dan kebutuhan rumah tangga pun tergolong mahal. Harga termurah adalah sikat wastafel dan gelas kumur saat sikat gigi senilai 1.000 won. Dan, semua kebutuhan di kamar apartemen atau hotel harus membeli.
Bahan makanan mentah pun tergolong mahal di kota dengan status sebagai tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Korea Selatan. Untuk sebuah sayur kol dihargai 5.000 won atau sebuah sawi putih seharga 3.700 Won.