Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Budaya Jalan Kaki dan Membuang Sampah di Kota Jeju, Korea Selatan

Diperbarui: 8 September 2024   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Model tempat pembuangan sampah di kota Jeju, Korea Selatan. Sumber: dok.pribadi

Tinggal di kota Jeju, Pulau Jeju, Korea Selatan benar-benar telah memberikan berbagai pengalaman baru dan berharga dalam hidup saya. Sudah 8 hari saya menikmati suasana dan lingkungan di pusat kota Jeju ini sejak kedatangan perdana tanggal 30 Agustus 2024.

Jalan kaki adalah yang paling mengesankan. Beraktifitas setiap hari dengan berjalan kaki adalah budaya warga kota Jeju dan Korea Selatan secara umum.

Setiap hari, saya berjalan kaki bersama ribuan warga dan pelancong yang memadati kota dengan penduduk kurang lebih 670.000 jiwa tersebut. Ke sekolah, pusat perbelanjaan, pasar atau sekedar jalan-jalan, semuanya dilakukan dengan kekuatan dua kaki.

Tempat pembuangan sampah yang telah dipilah sesuai jenis sampah di kota Jeju. Sumber: dok.pribadi.

Salah satu aktifitas penting yang juga terkait erat dengan jalan kaki adalah membuang sampah. Terkait sampah, budaya disiplin membuang sampah di kota Jeju patut ditiru. Tidak sembarangan membuang sampah. Sudah ada lokasi tertentu dengan fasilitas yang modern. Setiap hari pun sampah yang dibuang berbeda.

Satu hal yang unik ketika membuang sampah adalah hampir tak ada warga yang terlihat naik kendaraan untuk membuang sampah. Mereka berjalan kaki ratusan meter menentang sampah untuk dibuang di lokasi pembuangan sampah.

Saya telah beberapa kali membuang sampah di kota Jeju. Butuh berjalan kaki sejauh kurang lebih 200 meter untuk buang sampah. Tapi, tak ada rasa canggung sama sekali. Semua warga melakukan hal yang sama.

Menenteng kantong plastik berisi sampah terlihat pulang berbelanja saja. Anak remaja, gadis cantik, hingga lansia membuang sampah dengan sangat teratur. 

Tiba di lokasi pembuangan, saya menerjemahkan papan nama pada tiap tong sampah yang tersedia. Misalnya, pada hari Sabtu jenis sampah yang dibuang adalah jenis kertas dan vinyl. Maka, sampah yang saya bawa wajib dimasukkan ke tong sampah urutan keenam. Di dalamnya sudah terlihat puluhan bungkusan sampah dengan jenis yang sama.

Pada umumnya, waktu terbaik dan paling ramai membuang sampah adalah petang hingga malam hari. Hal ini dikarenakan sebagian besar warga yang bermukim di apartemen, hotel dan rumah susun baru pulang sekolah dan bekerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline