Sebanyak 14 guru yang terpilih mengikuti program pertukaran guru Indonesia-Korea (Indonesia-Korea Teacher Exchange/IKTE 2024 berangkat menuju ke Seoul, Minggu (25/8/2024). Selama 90 hari (3 bulan), ke-14 guru ini akan mengajar pada tujuh sekolah yang telah ditetapkan sebagai host school oleh APCEIU (Asia-Pacific Centre of Education for International Understanding) UNESCO.
Pada setiap sekolah tersebut, akan ditempatkan 2 guru dari Indonesia. Selain mengajar karakteristik mata pelajarannya, guru-guru Indonesia akan mengajarkan pula tentang Hak Asasi Manusia, etika, dan moral yang dipadukan dengan budaya lokal Indonesia dan permainan tradisional.
Di samping itu, para guru Indonesia akan belajar tentang sistim pendidikan di sekolah tujuan. Mereka akan membuat proyek singkat, semacam penelitian dan best practice yang merupakan hasil dari implementasi kegiatan. Sehingga, nantinya akan ada hasil yang dibawa oleh para guru ketika kembali ke Indonesia pada akhir November 2024.
Sebelum berangkat ke Korea, ke-14 guru terpilih terlebih dulu menjalani kegiatan Pre-Departure yang dilaksanakan di Hotel Horison Ciledug. Selama tiga hari, tanggal 22-24 Agustus 2024, para guru mendapatkan pembekalan penting sebagai modal selama bertugas di Korea.
Hari pertama diisi dengan acara seremonial berupa pembukaan. Pada sesi ini, materi umum disampaikan oleh perwakilan dari Dirjen GTK. Banyak informasi bermanfaat yang diterima peserta, diantaranya sangat penting menjaga kekompakan selama bertugas di Korea. Semua wajib saling mendukung satu sama lain. Termasuk sosialisasi tentang ketentuan penerbangan ke Korea.
Pada hari kedua pembekalan, diisi materi spesifik, antara lain Kerjasama Indonesia dan Korea, Budaya dan Pendidikan di Korea, Sharing Session Learning Activity (oleh alumni IKTE 2023), Profesionalisme Guru Global (DR. Nurzaman - Rektor Universitas Pamulang), dan Informasi Teknis tentang Performance Guru Indonesia di Korea.
Sementara, materi pada hari terakhir adalah yang paling kami tunggu. Materi tentang bahasa Korea sehari-hari. Dari dua pemateri yang berasal dari Balai Guru Penggerak Banten, kami bisa melakukan simulasi percakapan bahasa Korea sederhana.
Untuk mendukung presentasi guru-guru Indonesia di welcoming ceremony yang akan dilangsungkan di kantor pusat APCEIU, kami berlatih tarian kombinasi setiap malam. Secara pribadi, menari sangat menyulitkan saya, tak ada bakat. Tetapi, tetap berusaha semaksimal mungkin untuk memperkenalkan negara Indonesia.
Pada hari Minggu sore, pukul 16.00 WIB, saya bersama 13 rekan peserta IKTE 2024, didampingi 3 pejabat Dirjen GTK Kemdikbudristek dan satu dosen Universitas Negeri Jakarta bertolak ke bandara Incheon, Seoul, Korea Selatan.