Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

PPA Bukit Kasih, Sekolah Informal dalam Lingkungan Gereja

Diperbarui: 28 Juli 2024   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu bentuk kegiatan belajar murid PPA Bukit Kasih. Sumber: Martha Uning Febyola.

Sumber pendidikan anak tidak hanya berasal dari sekolah formal. Kini, di tengah masyarakat telah hadir beragam organisasi dan yayasan yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak.

Salah satu lembaga yang telah melayani kurang lebih 10 tahun pendidikan anak di Tana Toraja adalah Compassion. Mengusung slogan "Releasing Children from Poverty in Jesus Name" Compassion membuka kelas pelayanan belajar melalui kemitraan dengan gereja-gereja lokal.

Setiap program yang dijalankan fokus pada penyelesaian masalah anak. Masalah ini bisa disimpulkan sebagai kondisi di mana anak tak bisa memenuhi kesejahteraan hidupnya.

Sasaran utama pesertanya adalah anak-anak usia sekolah, khususnya usia PAUD dan SD yang terdeteksi tidak mampu secara ekonomi, tertinggal dalam gizi, dan terindikasi mengalami stunting. Bahkan, Compassion juga melayani pendampingan bagi ibu hamil hingga bayinya berusia satu tahun.

Mereka yang terjaring program ini, akan mendapatkan pendampingan secara ekonomi, belajar calistung, gizi, kesehatan, pelatihan dan pembelajaran karakter berdasarkan ajaran Kristen.

Compassion memiliki program jangka panjang, yakni menghasilkan satu generasi yang berhasil secara kognitif, karakter dan kesejahteraan ekonomi dalam kurun waktu 22 tahun. Melihat rentang waktu ini, artinya Compassion melakukan pelayanan dan pendampingan kepada setiap anak dari pendidikan dasar hingga tamat kuliah.

Sumber: Agustina Sumalu

Pada awal terbentuknya kelas PPA, belum ada ruang kelas belajar. Puluhan anak belajar dalam ruang gereja atau pastori (rumah pendeta). Selanjutnya, secara bertahap melalui sistem kemitraan dengan gereja setempat, ruang kelas mulai dibangun secara bertahap. Sumber dananya berasal dari persembahan jemaat. 

Ada pula warga jemaat atau donatur yang langsung memberikan kayu, semen, mobiler, dsbnya. Intinya, kebutuhan sarana dan prasarana belajar anak dibangun di atas fondasi gotong-royong dan kepedulian terhadap sesama.

Compassion telah membuka kerja sama dengan 750 gereja di seluruh Indonesia dengan beragam metode dan teknis kemitraan. Khusus di PPA Bukit Kasih Salubarani, Tana Toraja, saat ini sudah terbangun 3 ruang belajar. Bahannya tebuat dari papan pinus dengan atap seng dan lantai semen. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline