Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Akal-Akalan PPDB Sekolah Negeri

Diperbarui: 28 Juni 2024   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar laman website PPDB online jenjang SMA Prov. Sulawesi Selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

"Begini pak, titipkan saja dulu di sekolah lain selama beberapa bulan, nanti kalau ada siswa pindah atau kursi kosong, baru pindah ke sini. "

Inilah salah satu pembicaraan yang terjadi di antara kepala sekolah dengan salah satu orang tua siswa. Bukan karena kebetulan, yang bertemu kepala sekolah adalah salah satu pejabat publik.

Di kesempatan berikutnya, beberapa orang tua disarankan untuk mendaftarkan anaknya pada sekolah negeri di kampungnya. Ada pula yang dianjurkan untuk mendaftarkan diri di sekolah-sekolah swasta yang ada di kota. Belajar di sana 2-3 bulan atau 1 semester kemudian pindah ke sekolah favoritnya jika sudah ada kursi kosong.

Trik demi trik diupayakan agar anak bisa masuk di sekolah negeri, secara khusus SMA negeri unggulan yang letaknya ada di kota kabupaten. Semakin maju dan canggih aplikasi PPDB yang digunakan, tidak membuat surut tekanan-tekanan terhadap panitia PPDB di sekolah. 

Calon peserta didik titipan justru setiap tahun semakin bertambah pula. Deretan tokoh masyarakat dan pejabat ramai-ramai mencoba menitipkan anak lewat kepala sekolah, guru dan panitia. Semua guru dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah pun memiliki kepentingan yang sama dengan para panitia.

Hanya saja, aplikasi PPDB tahun ini, secara khusus di Provinsi Sulawesi Selatan, semakin baik. Semakin baiknya aplikasi makin maksimal hasil seleksinya ketika ditunjang integritas dari kepala sekolah selaku penanggung jawab dan panitia, khususnya operator dan admin.

Memang, hanya satu hingga tiga sekolah negeri dengan status unggulan dan favorit yang menjadi sasaran tumpukan calon peserta didik setiap tahunnya. Tetapi tumpukan tersebut sangat berpengaruh pula pada keterisian kuota pada sekolah-sekolah negeri di wilayah pinggiran.

Sebagai contoh, jika ditinjau dari jumlah SMA negeri yang ada di Kabupaten Tana Toraja sebanyak 13 sekolah negeri, jumlah ini sudah sangat maksimal untuk menampung lulusan SMP setiap tahun. Sekolah-sekolah ini sudah tersebar ke setiap kecamatan yang ada.

Akan tetapi, sekali lagi tersedianya sekolah negeri di setiap kecamatan tidak membuat kuota sekolah tersebut terisi setiap tahun. Masih saja ada sekolah negeri yang belum memiliki pendaftar hingga seleksi PPDB hampir ditutup. 

Penyebab masih kosong dan minimnya peminat SMA negeri di kecamatan adalah animo alumni SMP yang lebih memilih masuk kota. Beragam alasan melatarbelakanginya, antara lain anak-anak ingin merasakan kualitas pendidikan yang lebih baik, biaya pendidikan lebih murah, ingin ganti suasana, diajak orang lain untuk tinggal di kota, dll. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline