Entah mengapa sampah selalu menjadi masalah klasik kehidupan. Yang terkena dampaknya adalah manusia sementara penghasil sampah adalah manusia sendiri. Begitu mudahnya sampah terbuang di sekitar kita. Tak kenal tempat sampah apalagi fasilitas umum.
Tempat-tempat sampah biasanya sudah tersedia di berbagai tempat. Ada bak sampah dari dinas kebersihan, perkantoran dan milik rumah tangga. Di mana-mana ada tempat pembuangan sampah. Tetapi, sekali lagi, masih dominan warga yang membuang sampah serampangan begitu saja.
Selain selokan, parit, sungai, pos ronda, jembatan dan semak-semak, pinggir jalan adalah salah satu lokasi primadona tempat pembuangan sampah. Biasanya, lokasi yang dijadikan TPA dadakan adalah pinggir jalan yang sepi dari rumah warga.
Awalnya memang menjadi lokasi TPA sampah dadakan. Biasanya yang memulai pembuangan sampah pertama adalah mobil bak-bak terbuka pengangkut ayam, dedak, buah-buahan dan sayuran. Para sopir, kernet atau pemilik kendaraan rutin membuang sampah di tempat yang sama setelah kembali dari tempat tujuan.
Oleh karena menjadi kebiasaan membuang sampah di lokasi tersebut, maka pengendara lain yang melintas pun pada akhirnya melihat ada lokasi pembuangan sampah. Maka, secara berangsur-angsur, bukan hanya pemilik mobil tertentu saja yang membuang sampah. Warga secara umum pun memanfaatkan lokasi TPA di alam terbuka sebagai TPA primadona.
Ya, di sana tentunya aman dari petugas dinas kebersihan kota dan satpol PP. TPA-nya ada di kawasan hutan. Tak ada rasa bersalah dari mereka yang dengan entengnya membuang bungkusan kantong plastik dan karung berisi sampah.
Pemandangan akan lokasi pinggir jalan yang diajadikan sebagai TPA pasti banyak ditemui di sepanjang ruas jalan. Jalan nasional, provinsi dan daerah semuanya memiliki pemandangan tersebut.
Tak terkecuali jalan trans Sulawesi poros Kabupaten Toraja Utara menuju Kota Palopo. Sampah menumpuk dan berserakan mulai ditemui setelah keluar dari kampung Nanggala.
Umumnya sampah berupa bekas air mineral, bungkus makanan dan popok banyak ditemui di lokasi yang dijadikan sebagai rest area oleh pengendara. Di sekitar lokasi tersebut, memang sudah tidak ada lagi kawawan perumahan warga. Yanga ada hanyalah hutan hujan tropis yang menghiasi sepanjang badan jalan.