Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Incumbent dan Dampak Politiknya dalam Kontestasi Pilkada

Diperbarui: 31 Mei 2024   02:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pemimpin daerah/Kompas.id

Pemilu serentak tahun 2024 baru saja berakhir dengan menghasilkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden.

Selanjutnya penyelenggara Pemilu, yakni KPU dan Bawaslu tidak memiliki waktu rehat yang lama. Seusai Mahkamah Konstitusi menyelesaikan sengketa Pemilu, agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung menyambut di depan mata. 

Seperti diketahui khalayak ramai bahwa pilkada bertujuan untuk mendapatkan pasangan pemimpin kepala daerah selama 5 tahun ke depan. Banyak harapan warga yang dititipkan lewat proses politik ini. Kesejahteraan, pembangunan dan perbaikan kualitas hidup menjadi bagian dari kesimpulan puluhan harapan para wajib pilih.

Kontestasi pilkada yang menarik adalah ketika para calon yang bertarung tidak memiliki unsur incumbent.

Bagaimanapun juga, jika ada calon incumbent akan menghasilkan tensi politik yang lebih kental. Bayangan intimidasi mutasi besar-besaran kerap mendampingi kebijakan politik dan sesi kampanye para calon incumbent. Korban terdekat dari intimidasi politik incumbent adalah para abdi negara, PNS dan ASN PPPK.

Secara khusus, kontestasi politik untuk Pilkada 2024 di Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara sejauh ini sudah mengindikasikan keikutsertaan incumbent. Di Tana Toraja, bupati saat ini, Theofilus Allorerung sudah tidak akan maju lagi karena sudah dua periode menjabat. 

Zadrak Tombeg yang saat ini menjabat wakil bupati Tana Toraja sudah menyampaikan secara terbuka bahwa ia akan maju dalam pertarungan pilkada untuk jabatan bupati.

Ketua DPC Partai Gerindra ini tentu memiliki jaringan koordinasi dan kekuatan politik yang lebih mapan saat ini. Dengan jabatan wakil bupati saat ini, pengaruh sebagai incumbent cukup kuat. Apalagi jika mendapatkan dukungan dari Theofilus Allorerung nantinya.

Seperti jabatan incumbent bupati, posisi wakil bupati juga secara tidak langsung cukup kuat dalam memainkan politik dalam jaringan koordinasi kepegawaian di daerah. Konsolidasi secara tertutup sudah pasti pula kerap terjadi untuk menggalang dukungan.

Jabatan wakil bupati merangkap ketua partai politik dan berperan sebagai salah satu sosok dokter di daerah adalah kekuatan tersendiri yang dimiliki Zadrak Tombeg. Sikap rendah diri, selalu melayani dan murah senyum adalah ciri kepemimpinan bapak wakil bupati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline