Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Ma'bosara', Keunikan H-1 Perkawinan Warga Duri, Enrekang

Diperbarui: 13 April 2024   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghadiri jamuan di meja "bosara'". Sumber: dokumentasi pribadi. 

Hajatan perkawinan adalah sebuah bagian peristiwa bersatunya dua insan dalam sebuah ikatan perkawinan secara dah menurut adat, agama dan negara. Terkait hajatan atau pesta perkawinan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing. Tradisi ini terkait erat dengan latar belakang kesukuan dan keagamaan yang dimiliki warga setempat. 

Perjalanan saya kali ini terkait dengan pesta perkawinan. Lokasinya bukan di daerah Toraja, melainkan jauh di dalam perkampungan kabupaten Enrekang. 

Bersama calon mempelai (tengah). Sumber: dokumentasi pribadi. 

Adalah seorang rekan kerja ASN PPPK di sekolah yang akan  melangsungkan akad nikah dan pesta perkawinan esok hari. Ia berdomisili di kampung Simpin, Desa Rumbia, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. 

Kami berangkat sekitar pukul 9.30 pagi melintasi perbatasan dia kabupaten, Tana Toraja dan Enrekang. Butuh waktu hampir 2 jam untuk mencapai kampung Simpin yang berjarak 57 km dari kota Makale, Tana Toraja. 5 kendaraan minibus mengangkut rekan guru dari SMAN 5 Tana Toraja untuk hadir lebih awal sebelum akad nikah dilangsungkan. 

Tamu duduk menghadapi meja jamuan. Sumber: dokumentasi pribadi. 

Setibanya di kampung Simpin, kami langsung disambut oleh calon mempelai dan keluarganya. Mereka langsung mengatur parkiran kendaraan di jalan daerah yang sempit. 

Tak menunggu lama kami langsung diantar masuk ke rumah calon mempelai. Di ruangan tamu sudah berjejer tiga meja panjang dengan model duduk ala lesehan. Di atas setiap meja telah tersaji aneka makanan berupa kue basah  dan teh. 

Inilah yang dikenal dengan tradisi ma'bosara'. Meja berisi aneka kuliner dan penutup nampan yang menyerupai mahkota diyakini menjadi cikal bakal penggunaan istilah bosara'. 

Tradisi ini dipengaruhi oleh agama Islam dan kebiasaan suku Bugis. Hiasan ruangan kental dipengaruhi oleh pernak-pernik berkilauan dari kain khas Bugis-Makassar. Warna kuning keemasan mendominasi rumbai dan kain hiasan depan rumah hingga ruang utama rumah mempelai perempuan sebagai tempat jamuan bosara'.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline