Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Pentingnya Pendampingan kepada PDBK Saat Ujian

Diperbarui: 24 Maret 2024   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendampingi satu PDBK saat ujian sekolah. (Sumber: dokumentasi pribadi)

Sekolah adalah tempat menimba ilmu peserta didik dari sejumlah guru secara formal dalam kurun waktu yang telah ditetapkan yayasan dan/atau pemerintah. Pendidikan dan pengajaran diperoleh melalui beragam cara, strategi, metode, dan pendekatan yang diterapkan oleh guru. 

Kurikulum Merdeka menekankan bahwa setiap peserta didik itu berbeda. Meskipun ia lahir dan bertumbuh secara normal, tetapi pada hakikatnya, setiap anak yang duduk di bangku sekolah berbeda satu sama lain. 

Mereka berbeda dari sisi latar belakang, suku, ras, agama, ekonomi, budaya, kecepatan belajar, kondisi belajar, lingkungan, kemampuan kognitif, minat, cara belajar, dll. Intinya, setiap peserta didik memiliki kebutuhan belajar yang tidak sama. 

Peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) memiliki hak yang sama dengan peserta didik awas (normal) untuk memperoleh pendidikan. Sekolah inklusif telah didorong untuk terlibat aktif dalam rangka memberikan pendidikan kepada PDBK layaknya peserta didik yang normal. 

PDBK sudah pasti memiliki keunikan tersendiri yang akan menantang guru dalam menyampaikan pelajaran. Dibutuhkan strategi dan pendekatan khusus oleh guru agar mampu merespons kebutuhan belajar PDBK. Selain kebutuhan belajar, yang tak kalah penting adalah layanan pendampingan ketika menjalani penilaian dan ujian.

Pada masa ujian sekolah di SMAN 5 Tana Toraja tahun ini, terdapat satu peserta didik yang berkebutuhan khusus. Ia memiliki keterbatasan pada penglihatan. Ia sudah mengenakan kacamata, tetapi itu tidak menolong dengan maksimal.

Di samping itu, berdasarkan hasil penelusuran informasi lewat asesmen diagnostik non kognitif, peserta didik ini juga mengalami kendala pada kemampuan kognitif. Ia lambat merespon, ia butuh waktu yang berbeda dengan teman sekelasnya yang normal. Dalam hal memberikan tanggapan terhadap pembicaraan dan pelajaran. 

Ketika peserta didik ini saya dapatkan pada kelas yang saya ajar dua tahun yang lalu, ia terlihat normal jika dilihat secara fisik. Temuan saya pertama kali padanya ketika ia mencoba menulis di papan tulis, ternyata tangannya justru menulis pada tembok di bawah papan tulis, sementara matanya normal memandang papan tulis. Anaknya saya dekati kemudian dan mencoba bercakap-cakap. 

Dari perbincangan kami, saya menyimpulkan bahwa ia masuk kategori PDBK. Ia tak bisa diperlakukan secara biasa saja layaknya peserta didik normal. Ia butuh pendampingan tersendiri agar ia dapat menyesuaikan dengan capaian pembelajaran dan kompetensi yang ada. 

Langkah yang tepat untuk dapat memfasilitasi kebutuhan belajar PDBK ini tidak serta merta datang begitu saja. Saya butuh waktu beberapa kali tatap muka di kelas untuk bisa mendeteksi layanan belajar yang paling sesuai untuknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline