Tuntas sudah agenda debat capres kelima untuk pilpres 2024. Tanggal 4 Februari 2024, Jakarta Convention Center (JCC) menjadi tempat sekaligus saksi bisu ajang presentasi program andalan dari ketiga capres, Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Ketiganya menegaskan program pada tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia dan inklusi.
Dilihat dari penampilan para capres, secara umum ketiganya percaya diri di atas panggung debat. Ketiganya terlihat nyaman dan menikmati suasana debat. Eksklusif dan inklusif adalah dua kata yang menggambarkan penampilan para capres. Eksklusif karena fokus pada program prioritas dan inklusif karena mampu menyentuh elemen-elemen dasar kemanusiaan.
Saya angkat topi dengan capres Anies Baswedan. Ia mampu menunjukkan kompetensi inklusifnya dengan menggunakan bahasa isyarat ketika memulai penyampaian visi dan misinya. Ini menandakan salah satu keberpihakannya kepada kaum disabilitas.
No One Left Behind adalah istilah yang saya garis bawahi pada penampilan capres Ganjar Pranowo. Pembangunan mengedepankan inklusivitas dan tidak ada kaum yang terpinggirkan.
Ini adalah prinsip pembangunan yang akan dijalankan oleh Ganjar dan Mahfud MD. Beberapa poin penting yang cukup menarik dari pemaparan Ganjar terangkum pada istilah No One Left Behind.
Mendengarkan aspirasi masyarakat dari ratusan titik di seluruh Indonesia menjadi titik kesimpulan program Ganjar bersama Mahfud MD. Ganjar Pranowo memiliki program yang menawarkan masa depan digital melalui penyediaan internet super cepat, gratis dan merata di seluruh wilayah tanah air.
Terkait pendidikan, Ganjar memberi penegasan bahwa pendidikan adalah investasi penting untuk membangun masa depan bangsa. Pendidikan harus dijamin oleh negara melalui kepastian dan pemberian kesetaraan dalam pendidikan untuk kelompok perempuan dan penyandang disabilitas. Maksud dari pernyataan Ganjar adalah terwujudnya pendidikan yang inklusif. Pendidikan berkualitas harus diwujudkan, khususnya di daerah terpencil.
Selain itu, Ganjar menolak liberalisasi pendidikan. Liberalisasi pendidikan harus dihentikan, khususnya di dunia perguruan tinggi. Ini adalah salah satu jawaban atas tingginya UKT mahasiswa di perguruan tinggi yang tengah viral seminggu terakhir.
Capres usungan PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo ini tidak menginginkan adanya mahasiswa yang tak mampu bayar kuliah hingga harus menggunakan jasa pinjaman online (pinjol) untuk membayar uang kuliah. Solusi UKT yang mahal dapat diselesaikan dengan program Kredit Mahasiswa Indonesia.